Seminggu
penuh telah berlalu dengan hari-hari dimana Karin terus melakukan aktivitas
seksual dibalik kamera untuk proses syuting film XXX yg sebelumnya sudah
disetujui oleh Karin walau dengan paksaan dan ancaman, dan akhirnya proses
syuting tersebut telah selesai. Sehingga Karin dikembalikan ke rumah tahanan
seperti sebelumnya.
Seperti
biasa, disana Karin selalu berada dalam keadaan bugil tanpa pakaian apapun,
berdiri lemas dengan kedua tangan terikat menjadi satu ke rantai yg menggantung
di langit-langit penjara tersebut sedangkan kakinya terikat terpisah melebar ke
dua arah dinding yg berlawanan agar tdk ada aktivitas masturbasi oleh Karin. Di
ruang itu Karin tdk pernah dibiarkan untuk beristirahat dengan tenang.
Setiap
dua jam sekali pasti ada orang yg mempermainkan tubuh Karin, dan seperti biasa
juga, Karin tdk dibiarkan mencapai orgasmenya. Setiap Karin menjerit dan
mendesah kuat pertanda hampir mencapai klimaksnya, saat itu juga orang yg
mempermainkan Karin langsung menghentikan semua hal yg dilakukannya dan pergi
meninggalkan Karin begitu saja.
Di sudut ruangan tersebut juga terpasang sebuah kamera yg
ternyata untuk mempertontonkan kondisi Karin kepada Mr. X yg berada ditempat yg
berbeda.
Setelah
beberapa kali dipermainkan setiap dua jamnya, Karin tampak lemas dan terlihat
kelelahan. Pada sore hari pertama setelah Karin kembali ke penjara tersebut,
datang dua orang berpakaian putih dengan mengenakan masker seperti dokter.
Kedua orang tersebut memeriksa kondisi tubuh Karin, membersihkan seluruh tubuh
Karin (termasuk bagian dalam lubang anus dan lubang vaginanya) dan memberikan
Karin minum serta menyuapi makanan.
Setelah
selesai menyuapi makanan tersebut, Karin dipaksa menelan sebuah pil, dan dokter
yg lain juga mencoba memasukkan sebuah pil kedalam lubang vagina Karin setelah
menggunakan sarung tangan karet terlebih dahulu. Karin terlihat ingin
memberontak dan menolak, tapi dia tdk bisa berbuat apa-apa.
Cerita
sex terbaru, Setelah pil tersebut masuk ke lubang vagina Karin, dokter tersebut
mencoba memasukkan satu jarinya dalam-dalam untuk mendorong pil tersebut masuk
lebih dalam lagi. Ternyata obat tersebut merupakan obat perangsang.
Tdk
cukup sampai situ, dokter tersebut juga mengeluarkan sebuah suntikan. Dokter
lainnya mencoba menahan tubuh Karin kuat-kuat sementara suntikan tersebut mulai
diarahkan ke clitoris Karin. Diangkatnya kulit clitoris Karin sehingga terlihat
jelas gumpalan daging kecil yg merupakan bagian sensitif alat kelamin Karin.
Karin
menjerit kuat saat suntikan tersebut mulai tertusuk dan masuk perlahan sekitar
0,5cm dan saat dokter tersebut menginjeksikan serum yg ada pada suntikan
tersebut kedalam clitoris Karin, Karin terlihat menggeliat kuat. Baru setelah
suntikan tersebut dilepaskan, Karin mulai kembali tenang dan agak kebingungan
seakan merasakan efek dari suntikan dan obat perangsang tersebut.
Tdk
lama setelah proses tersebut, dokter-dokter itupun pergi meninggalkan ruangan
Karin. Baru pada saat malam harinya, seorang petugas datang dan menutup mata
Karin dengan kain yg terikat di kepalanya. Petugas tersebut melepaskan semua
ikatan pada kaki dan tangan Karin serta membawanya keluar ruangan menuju
ruangan lain. Di ruang yg lain tersebut Karin dipaksa duduk dan berbaring di sebuah
kursi. Seperti sebuah medical chair dimana terdapat tempat meletakkan kaki
melebar di masing-masing tepi kursinya.
Tangan
dan kaki Karin kembali diikat masing-masing di tempat yg sudah disediakan pada
kursi tersebut. Tangannya terikat di pinggiran kursi seperti pegangan pada
kursi biasa, sedangkan kakinya terikat melebar, mengangkang pada tempat untuk
meletakkan kaki di kursi tersebut. Karin mulai panik dan takut akan apa yg akan
dia alami beberapa saat lagi.
Dengan
keadaan mata yg tertutup, Karin serentak kaget saat dia merasakan ada sesuatu
yg mencoba masuk ke lubang anusnya. Benda tersebut terasa sangat besar, mencoba
masuk dengan paksa ke lubang anus Karin. Karin mulai menjerit dan meminta ampun
sambil menggeliatkan tubuhnya saat benda tersebut mulai memasuki anus Karin yg
akhirnya berhenti setelah terasa masuk sekitar 5cm dari permukaan lubang anus
Karin.
Ternyata
benda tersebut merupakan semacam pompa seperti suntikan besar yg didalamnya
terisi air. Pompa tersebut merupakan bagian alat dari kursi yg Karin duduki.
Sepertinya memang dirancang untuk penyiksaan seperti itu.
Sesaat
terdengar seperti ada mesin yg mulai bekerja, saat itu juga Karin kembali
menjerit dan mendesah-desah perlahan saat pompa tersebut mulai memompa cairan
yg ada didalamnya sampai masuk kedalam anus Karin. Karin menggeliat kuat namun
dia tdk mampu menahan laju cairan tersebut yg deras masuk ke lubang anusnya
sampai perutnya terasa hampir penuh, pompa tersebut berhenti, dan saat pompa itu
bersuara lagi, ternyata pompa tersebut menyedot cairan yg sebelumnya dimasukkan
ke anus Karin kembali ke pompa itu.
Begitu
seterusnya sehingga Karin merasa lubang anusnya dan seisi perutnya
terkocok-kocok terus menerus. Proses tersebut terjadi semakin cepat sampai pada
satu titik dimana tdk ada jeda sama sekali saat cairan tersebut masuk dan
keluar dari anus Karin.
Dalam
kondisi seperti itu, tiba-tiba Karin merasakan ada tangan yg meraba-raba
tubuhnya, meremas-remas buah dadanya dan ada juga yg mengelus-elus garis vagina
Karin. Entah karena pengaruh obat perangsang atau karena pompa yg terus menerus
mengocok isi anus Karin, Karin merasa geli dan sangat terangsang atas perlakuan
orang-orang yg menyentuh tubuhnya.
Karin
mulai mendesah, vaginanya mulai mengeluarkan cairan yg tak lama kemudian
diikuti jeritan kuat serta semburan air yg muncrat keluar berkali-kali dari
lubang pipisnya. Tubuh Karin mengejang saat dia mencapai orgasme pertamanya
pada hari ini.
Tak
beberapa lama kemudian Karin kembali menjerit kesakitan saat dia merasakan ada
sesuatu yg menusuk pentil dada sebelah kirinya. Dia menggeliat kuat dan meminta
ampun. Saat itu juga ikatan penutup mata Karin dibuka dan Karin mendapatkan
pentil dadanya yg sedang ditindik untuk dipasangi anting-anting. Tdk hanya di
pentil dadanya, salah seorang yg ternyata ada 3 orang yg mempermainkan tubuh
Karin itu juga mencoba untuk menindik kulit clitoris Karin.
Orang
itu mulai meraba-raba clitoris Karin sampai Karin mulai terangsang lagi, sambil
mulai menjepit kulit clitoris Karin, orang itu mulai memanaskan sebuah besi
kecil agar besi tersebut steril dan langsung menusukkan pada kulit clitoris
Karin hingga menembus ke sisi lainnya. Karin berteriak kuat namun orang itu tdk
menghiraukannya.
Setelah
besi tersebut dilepaskan, sebuah anting dipasangkan pada lubang di kulit
clitoris Karin. Anting tersebut menyentuh clitoris Karin dan sedikit tergesek
sehingga Karin bisa terangsang hanya dengan sedikit saja gerakan pada alat kelaminnya
itu. Setelah kedua pentil dadanya dan kulit clitoris Karin terpasang
anting-anting, mereka mencoba mengikatkan tali dari kedua anting pada pentil
Karin itu ke anting pada kulit clitoris Karin, sehingga seakan kulit clitoris
Karin tertarik ke atas, clitoris Karin begitu jelas terpampang dihadapan
orang-orang tersebut.
Tdk
butuh waktu lama saat mereka mulai menyentuh clitoris Karin dan
menggesek-gesekkan jarinya, Karinpun kembali mencapai klimaksnya, menjerit kuat
menggelinjang sambil kembali memuncratkan cairan orgasmenya berkali-kali.
Orang-orang tersebut tampak puas melihat Karin yg terangsang kegelian.
Selang
beberapa waktu mereka mematikan pompa di anus Karin, dan melepaskan pompa
tersebut dari anus Karin. Mereka pun mulai membuka pakaian mereka
masing-masing. Karin mulai panik dan meminta ampun lagi pada mereka, tapi
mereka tdk menghiraukan sama sekali, bahkan seorang dari mereka mulai
memasukkan k0ntolnya ke lubang vagina Karin.
Sambil
mulai menggesek-gesekkan jarinya ke clitoris Karin lagi, orang itu merasakan
denyutan pada k0ntolnya dari vagina Karin setiap kali orang itu menggesek
jarinya ke clitoris Karin. Denyutan tersebut membuat orang itu mendesah-desah
nikmat dan makin cepat mengocokkan k0ntolnya di lubang vagina Karin. Seorang yg
lain mulai mendekati Karin juga dan menghadapkan k0ntolnya ke arah mulut Karin.
Tak bisa menolak karena kepala Karin dipegangi erat dan ditampar-tampar
pipinya, akhirnya k0ntol tersebut masuk ke mulut Karin.
Sambil
menjambak rambut Karin dia memaju-mundurkan kepala Karin untuk mengocok
k0ntolnya didalam mulut Karin. Sesekali k0ntol tersebut dipaksa masuk hingga
pangkal tenggorokan Karin yg membuat Karin terbatuk-batuk dan sulit bernafas.
Seorang sisanya mencoba menyentuh-nyentuh anting pada pentil dada Karin dengan
sebuah alat penyalur listrik. Alat tersebut seperti pen (pensil) yg ujungnya
mengaliri listrik saat menyentuh sesuatu. Pen tersebut di sentuh-sentuh di
anting pada pentil dada Karin. Tubuh Karin menggeliat-geliat tiap anting pada
pentil Karin itu tersengat aliran listrik.
Karin
merasa sangat tersiksa namun dia juga merasa sangat terangsang. Lalu orang yg mengocok
vagina Karin itu tiba-tiba berhenti dan mengeluarkan k0ntolnya dari lubang
vagina Karin. Dia mengarahkan k0ntolnya ke anus Karin. Karin memejamkan mata
sambil menjerit tertahan (karena k0ntol dimulutnya itu) saat merasa anusnya
mulai dimasuki k0ntol orang tersebut.
Berawal
dari klimaks Karin yg seksi karena gesekan-gesekan jarinya pada clitoris Karin
dan kocokan-kocokan pada anus Karin, terlihat pinggul Karin kejang-kejang
kegelian, vaginanya kembali menyemburkan cairan orgasmenya dalam jumlah yg sangat
banyak. Semakin cepat kocokan pada anus Karin dan semakin cepat gesekan pada
clitoris Karin, semakin deras cairan orgasme Karin menyembur keluar.
Orang
yg mengocok anus Karin itupun akhirnya mencapai klimaksnya dan berejakulasi
didalam anus Karin. Cairan klimaksnya menyembur keluar dari k0ntolnya kedalam
anus Karin. Karin yg merasakan cairan hangat tersebut memasuki lubang anusnya
semakin merasa terangsang. Dada Karin juga mengejang saat anting pada pentil
dada Karin tersengat listrik.
Melihat
pemandangan seksi dari orgasme Karin, orang yg mengocok k0ntolnya di mulut
Karin itupun menyemburkan cairan klimaksnya sambil menekan dalam-dalam
k0ntolnya kedalam mulut Karin. Tanpa memperbolehkan Karin mengeluarkan cairan
tersebut dari mulutnya, orang itu memaksakan k0ntolnya tetap didalam mulut
Karin untuk beberapa saat hingga Karin terpaksa menelan cairan tersebut. Karin
pun terbatuk-batuk saat k0ntol orang itu dikeluarkan dari mulutnya.
Mereka
terlihat puas mempermainkan tubuh Karin dan pergi meninggalkan Karin begitu
saja setelah seorang sisanya memuncratkan cairan klimaksnya ke arah wajah Karin
yg membuat wajah Karin terlihat seksi karena dipenuhi cairan sperma tersebut.
Terlihat Karin kelelahan dan tertidur dalam keadaan tersebut.
Di
tempat yg berbeda, Mr. X terlihat sangat kecewa namun terangsang melihat apa yg
dilakukan orang-orang tersebut pada tubuh Karin dan dia tdk bisa berbuat
apa-apa sampai nanti dia bebas dari belenggu hutang yg harus dilunasinya.
Ini
baru hari pertama… masih panjang penantian sampai Mr. X bebas dan membawa Karin
pulang dari tempat penyiksaan tersebut..
