Cerita sex terbaru karyawan ini
tergolong unik. Akibat nafsu sex yg menggebu-gebu, seorang wanita maniak seks
karyawati kantor nekat meminta tukang becak untuk memuaskan nafsu birahinya yg
membara. Ga ada rotan akarpun jadi, berikut ini jalan cerita mesum itu terjadi…
Awal kejadiannya saat itu adalah
di Jakarta. Wanda bekerja seorang karyawati pada sebuah bank swasta terkemuka.
Wanda adalah seorang wanita karier yg masih berusia 26 tahun pada saat itu.
Ia memiliki kulit putih bersih
mulus dan tinggi badan 156 cm. Rambut sebahu serta ukuran dada yg serasi sekali
dengan bentuk tubuhnya yg ramping. Saat itupun Wanda telah memiliki seorang
kekasih yg sangat ia cintai dan amat mengerti akan pekerjaannya.
Heri adalah kakak kelas Wanda
saat di kampus dulu di sebuah kota Sumatera. Saat itu pun Heri telah bekerja di
sebuah perusahaan di Kalimantan. Jadi mereka berpisah untuk waktu yg lama dan
hanya sekali 6 bulanlah mereka bisa berkumpul lagi.
Wanda menyewa sebuah rumah yg
sederhana tdk jauh dari kantornya. Dengan gaji yg cukup, ia dapat mempekerjakan
seorang pembantu yg sudah agak tua. Namanya Mpok Ijah. Seringkali Wanda
bertukar pikiran dengan Mpok Ijah saat ia tdk kerja. Itu pun topiknya mengenai
laki-laki. Mpok Ijah pun tdk terlalu ambil peduli dengan kisah Wanda.
Wanda dan Heri telah merencanakan
untuk menikah saat Heri dipindah ke Jakarta nanti. jadi tdk heran jika saat
Heri datang ke Jakarta setiap 6 bulan, selalu disambut dengan suka cita oleh
Wanda. Kemesraan diantara mereka selalu diakhiri dengan hubungan intim.
Wanda telah menyerahkan
keperawanannya kepada Heri dulu saat mereka sama-sama tinggal di Jakarta
berlibur. Wanda selalu memakai sistem kalender untuk menjaga jangan sampai ia
hamil akibat hubungan itu.
Namun saat Heri telah berada
kembali di Kalimantan, secara tiba-tiba, Wanda merasakan libidonya kembali naik
untuk berhubungan sex. Sedang Heri kembali baru 4 bulan lagi. Ia kehabisan
akal. Ia tdk ingin memakai jasa gigolo sebab ia tdk ingin diporoti oleh lelaki
itu dan takut akan tergantung kepada jasa mereka. Sedang jika ia melakukan
selingkuh dengan teman kerja, jelas tdk mungkin.
Posisinya akan hancur dan
menjatuhkan wibawa dan derajatnya.
Ia pusing sekali jika nafsunya
datang menghentak-hentak. Timbul pikirannya untuk melakukan hubungan sex yg
aman dan berisiko kecil. Setiap pergi dan pulang kantor, Wanda selalu menumpang
becak. Ia menyadari, abang becak yg bernama Maman itu sering mencuri pandang ke
betis dan dadanya saat ia di atas becak.
Wanda amat merasakan hal itu.
Maman adalah tukang becak yg
berumur 40 tahun. Sosoknya hitam, badan sedang, dan amat santun kepada Wanda
setiap Wanda menaiki becaknya. Maman adalah lelaki yg telah berkeluarga dan
memiliki 4 orang anak yg telah beranjak dewasa. Istrinya bekerja sebagai tukang
cuci di tempat Wanda.
Wanda tahu jika ia mengajak
Maman, maka ia akan mudah mengaturnya sebab Maman tdk akan berani macam-macam
apalagi memerasnya. Maman juga adalah bekas preman yg telah sadar, dan kembali
bekerja secara baik-baik. Dulunya ia pernah masuk penjara. Tdk heran di pahanya
ada tatto.
Maman sering juga menelan ludah
jika Wanda yg menumpang becaknya. Selain cantik, Wanda juga sering memakai rok
pendek dan kelihatan batang pahanya yg mulus di tumbuhi bulu-bulu halus. Juga
ia memiliki leher yg jenjang. Baju yg dikenakan Wanda sering yg berleher rendah
dan sesekali terlihat belahan dada yg mengundang birahinya.
Saat itu hari Jumat. Hari
terakhir kerja bagi para karyawan. Malam itu Wanda menaiki becak Maman.
“Bang… langsung ke rumah ya?”
kata Wanda.
“Baik, Mbak,” jawab Maman.
Sesampai di rumah, Wanda minta
Maman untuk memasukkan becaknya ke dalam garasi yg tersedia di rumahnya.
“Dimasukkan aja becaknya, ya,
Bang…” kata Wanda.
“Baiklah, Mbak…”
“Ini bang, saya minta Abang
membantu saya memindahkan komputer itu ke kamar saya, soalnya Mpok Ijah gak
kuat” pinta Wanda.
“Baiklah, Mbak,” jawab Maman.
Lalu Maman masuk kerumah Wanda
dan Mpok Ijah menutup pintu dan menguncinya.
“Ini, Bang, komputernya,” kata
Wanda.
Lalu Maman membawa komputer itu
kekamar Wanda yg berada di lantai atas rumah itu. Di kamar Wanda yg serba lux
itu, komputer diletakkan di sudut kamar. lalu Maman dipersilakan duduk di
beranda ruang kamar Wanda itu. Lalu Wanda membawa nampan yg berisi minuman dan
makanan kecil. Wanda belum sempat ganti pakaian kerja saat itu.
Saat Wanda jongkok, Maman sempat
mencuri pandang ke dada Wanda dan terlihat gundukan buah dada yg putih mulus
itu menggantung. Lalu Wanda duduk kembali di depan Maman.
“Diminum airnya, Bang?” kata
Wanda.
“Ya, Mbak,” jawab Maman.
Sambil duduk Maman melihat
sekeliling ruang kamar yg luas dan dingin karena AC itu. Sesekali ia memandang
ke depan saat Wanda membaca koran. Rok kerja Wanda terbuka dan tampak olehnya
celdam Wanda yg berwarna merah itu.
Wanda menyadarinya. Itulah yg ia
inginkan. Liur Maman naik turun dan matanya menatap lekat ke paha Wanda. Ia
terus memandang pemandangan yg menggairahkan itu. Lalu Wanda berdiri dan
berjalan ke arah ranjangnya yg bergaya romawi itu. Di situ ia rebahkan tubuhnya
yg padat berisi. Sambil tiduran ia memanggil Maman.
“Bang Maman… sini tolong saya,
dong…” katanya.
Lalu Maman berjalan kearah Wanda.
“Ada apa, Mbak?” jawabnya.
“Bang, saya minta tolong…. Tolong
diurut betis saya ini.
Tadi saat saya di becak Abang
sempat terantuk bangkunya,” kata Wanda.
“Tapi Mbak, saya gak bisa
mengurut,” kata Maman.
Saat itu tampaklah pemandangan yg
amat menarik gairah kelelakian Maman. Lalu sambil tangannya bergoyang, ia raih
betis Wanda yg mulus itu. Dari jari kaki ia mulai mengurutnya. Sesekali matanya
melihat ke paha Wanda, dan kembali ia dipancing gairahnya…
Pangkal paha Wanda amat mulus dan
di tengahnya tertutup CD merah. Alangkah nikmatnya jika ia dapat merasakan
kehangatan itu saat itu. Lalu ia urut satu satu dan Wanda hanya diam menikmati
setiap gerakan tangan Maman. Lalu ia berujar.
“Agak ke atas, Bang…” katanya.
“Baiklah, Mbak” jawab Maman.
Lalu ia teruskan gerakan
tangannya dan ia singkapkan rok kerja Wanda dan terlihat gundukan meemek Wanda
yg bengkak itu. Dengan tdk ada sahutan dari Wanda, Maman lalu meningkatkan
gerakannya. Ia merasa Wanda tdk akan marah kepadanya.
Lalu tangannya meraih batang paha
Wanda dan dengan kasar ia remas paha Wanda. Wanda terbangun dan duduk. Ia
pandangi Maman dengan pandangan penuh gairah. Maman pun mengetahui bahwa saat
itu Wanda telah mulai bangkit birahinya.
Maman meraih pipi Wanda dan ia
ciumi bibir merah Wanda.
Dari bibir lalu ia ciumi juga
telinga Wanda. Lalu sebelah tangannya bergerak meremas buah dada yg saat itu
masih terbungkus blouse kerja. Wanda hanya terpejam. Maman lalu membuka satu
per satu kancing baju itu sampai semuanya terlepas dan blouse telah ia buka dan
tampaklah dada dan bahu Wanda yg putih mulus.
Seumur hidupnya baru kali itulah
ia mendapatkan kesempatan memegang kulit tubuh wanita secantik Wanda. Dada
Wanda masih terbungkus BH hijau muda ukuran 34b. Kemudian ia ciumi leher
jenjang itu, lalu turun ke belahan dada Wanda. Di sana mulutnya diam dan terus
melakukan aksinya. Lalu tangan Maman meraih pengait BH itu dan membukanya,
sehingga dada Wanda terbuka seluruhnya. Saat itu tinggal rok Wanda saja. Dada
yg putih mulus itu ia jilati inci demi inci. Maman tdk ingin kesempatan emas
itu hilang. Wanda saat itu hanya merem melek menikmati aksi Maman.
Lalu Maman merebahkan tubuh Wanda
di ranjang itu dan ia kemudian beralih ke arah bawah pusat Wanda untuk membuka
rok kerja Wanda. Setelah rok kerja itu terbuka, maka yg tampak adalah sebuah
celdam merah menutupi goa terlarang milik Wanda. CD itu ia buka, sehingga Wanda
benar-benar bugil saat itu.
Dengan jarinya, lobang Wanda ia
korek. Dimainkannya daging kecil itu. Wanda amat histeris. Maman lalu membuka
semua pakaian kumal yg melekat di tubuhnya. Lalu ia baringkan badannya di
antara kedua paha Wanda. k0ntolnya tegak menantang ingin masuk ke dalam lobang
Wanda. Lalu ia buka paha Wanda dan terlihat lobang yg siap dimasuki oleh k0ntol
Maman.
Wanda diam menunggu. k0ntol Maman
amat panjang dan besar. Lalu Maman memasukkan k0ntolnya dan Wanda sempat
mengeluh sakit.
“Adauuuuuhhhhhh…. Bang… pelan
sedikit, doonggg…. sakit nih…” katanya.
Maman terus memajumundurkan
pelirnya selama kurang lebih 30 menit. Ia tdk peduli dengan keluhan Wanda.
Sudah lama ia menanti saat itu. Lalu ia muntahkan spermanya sebanyak-banyaknya
ke dalam rahim Wanda.
Wanda sadar akan akibat dari
sperma Maman, maka ia telah bersiap-siap sebelumnya dengan meminum pil anti
hamil.
Maman lalu terkulai di samping
Wanda. Sedang Wanda merasa puas dan akan mencoba lagi permainan itu dengan
Maman.
Meskipun Maman tdk berpendidikan
namun ia amat suka cita melihat gaya primitif dari Maman. Tdk seperti pacarnya
Heri yg penuh liku-liku dan irama.
Namun ia tetap menomorsatukan
Heri sebagai kekasihnya. Bagaimanapun Heri adalah calon suaminya. Sedang Maman
adalah alat pemuas nafsunya yg sewaktu-waktu dapat ia minta. Maman pun tdk
macam-macam kepada Wanda. Ia hanya manut kepada segala perintah Wanda.
Sejak saat itu hampir setiap
libidonya minta dipuaskan, Wanda selalu meminta Maman yg melakukannya. Jika
menggunakan jasa para gigolo, ia khawatir akan penyakit kelamin dan AIDS.
Sedang Maman adalah lelaki yg
setia kepada istrinya. Ia tak pernah ‘jajan’ kepada wanita lain. Satu-satunya
wanita lain yg ditidurinya adalah Wanda seorang. Maka Wanda amat percaya akan
kesehatan Maman.
