Usiaku 32 tahun dan sudah
berkeluarga. Cerita sex terbaru ini terjadi waktu aku baru lulus dari sebuah
SMU di kota kembang, namaku Fahmi (nama samaran), tinggiku 173 cm dengan berat
55 kilogram dan dengan biasaanku suka bergaul dengan orang yg lebih lebih tua
usia dari aku, sehingga dengan kebiasaanku ini seleraku juga dalam urusan wanita
menginginkan yg lebih tua usianya.
Seperti
biasanya kalau sudah sore hari, kami suka berkumpul di rumah temanku yg sering
kami jadikan pos, dirumah itu kadang suka berkumpul pria maupun wanita, seperti
biasanya kalau sudah berkumpul yg kami lakukan hanyalah bersenda gurau dan
bermain kartu, dan hari itu juga secara kebetulan temanku ada yg berulang tahun
(aku lupa hari jadi yg keberapa), kami sedang merencanakan untuk merayakannya.
Saking serius kadang di selingi
gurauan kami merencanakan hal tersebut tanpa terduga dipintu ruang tamu telah
berdiri seorang teman wanita yg bernama Mety dengan seseorang yg kami tdk
kenal.
"Halo semua" sahut Mety
sambil berjalan mendekati kami.
"Kemana aja Met" tanya
Iqbal.
"Biasa sibuk kuliah"
jawab Mety.
"Aduh kalo punya teman
kenalin dong pada kita-kita" teriak Abas.
"Kenalin dong" teriak
Heri pula.
"Iya nih" sahut Abas yg
hari itu sedang berulang tahun.
Akhirnya temanku mulai berebutan
saling bersalam sedangkan aku yg merasa paling muda diantara mereka hanya bisa
terdiam memperhatikan tingkah teman-temanku, pada akhir aku kebagian untuk
berkenalan.
"Fahmi" sahutku.
"Lina" jawabnya, dalam
hatiku montok juga tuh cewek.
Sesudah kami saling berkenalan,
kemudian temanku Abas berbisik dengan pelan hampir tdk terdengar
"Boleh juga", aku tdk
menghiraukan karena perhatianku masih tersita oleh sosok yg begitu aduhai.
"Mumpung ada yg berulang
tahun bagaimana kalau dirayainnya di pub gimana?" Kata Iqbal sambil
melirik Abas.
"Boleh-Boleh saja"
Jawab Abas.
"Tapi gue nggak ada pasangan
nih" Jawab Boleh kembali.
"Sama Lina saja" sahut
Iqbal dengan melirik Lina.
"Gimana Lin" tanya
Iqbal.
"Sok aja" jawab Lina
dengan logat sunda yg kental.
"Nah bereskan, kapan nih
kita berangkat tanya Iqbal kembali.
"Terserah" jawab Abas.
"Bagaimana kalo kita
berangkat jam 9. 00" sahut Mety.
"Kita berangkat dari rumah
Boleh" sahut Rudi dari tadi asyik ngobrol dengan kekasihnya Emma.
Pada jam 9.00 kami mulai
berangkat dengan memakai kendaraannya Abas, semua berpasangan kecuali aku dan
lagi karena mereka menganggap anak yg paling kecil sehingga aku kebagian duduk
pada posisi pojok belakang. Sesampainya di Pub di Jalan Asia Afrika di pusat
kota kembang, kami mulai turun dari mobil. CeMety Sex Ngentot Singkat Bersama
Lina
"Gue harus dapatin si
Lina" Bisik Abas.
Akupun hanya membalas dengan
tersenyum.
"Nanti kalo didalam kamu
rayu aja" sahutku.
"So pasti" jawab Abas.
"pokoknya harus gue
dapatin" jawab Abas kembali.
Sesampai didalam Pub tersebut
kami mulai mencari tempat duduk yg cukup buat tujuh orang, ternyata dipojok
ruangan ada yg kosong, langsung kami tempati. kamipun mulai memesan minuman
ringan, tanpa aku sadari Lina memperhatikan aku terus, sekali-kali aku melirik
Lina ternyata Linapun demikian, wah.. aku jadi GR nih. Bagaimana manapun aku
minder dikarenakan usiaku dengan usia Lina terpaut sekitar 7 tahun. Sesekali
aku tersenyum melihat kelakuan Abas sedang mengeluarkan jurus mautnya untuk
merayu Lina.
Tanpa terasa waktu menunjukan jam
12.00, suasana didalam semakin bingar- bingar sehingga posisi duduk kami jadi
berubah-ubah, melihat gelagat bakalan tdk berhasil pikirku, Abas mulai merubah
taktik kini dia sedang melakukan jurus merayunya terhadap pengunjung lain. Lama
kuperhatikan Lina ternyata dia mulai bergoyang-goyangkan badannya mengikuti
irama musik disco.
"Nggak turun" teriak
Lina, teriakannya sama keras dengan suara musik.
Aku hanya tersenyum sambil
menggelengkan kepala. Melihat jawabanku Lina mulai menggeserkan badan
mendekatiku.
"Kenapa" tanya Lina.
"Nggak bisa" jawabku.
"Bisanya apa dong"
tanya Lina kembali.
Aku hanya tersenyum, makin lama
kuperhatikan Lina yg terus menggoyangkan badannya. aku ikut memberanikan diri
untuk menggoyangkan badan sehingga terjadi gesekan antara badanku dengan badan
Lina, karena gesekan tersebut jantung berdetak makin kencang, bisa terangsang
nih pikirku. Ternyata goyanganku membuat Lina makin merapat posisinya dengan
menggesek payudara ke lenganku, kupandangi wajah Lina yg duduk disampingku
sambil bergoyang, tiba tiba adikku terbangun dan langsung berdiri seolah-olah
ingin mengikuti irama musik, aku berusaha menenangkan adikku tapi tdk berhasil.
Sesaat kemudian Lina berhenti
bergoyang dan mulai menatapku tanpaku sengaja aku menghembuskan nafas, tiba
tiba saja Lina langsung menciumi aku seakan-akan melepaskan nafsu yg terpendam,
kontan saja aku kaget dan berusaha mengelak karena malu, padahal dalam hatiku
kepingin, untunglah suasananya hingar- bingar dan remang-remang.
"Kita ke mobil yuk"
ajak Lina
Akupun hanya bisa mengangguk.
Lama aku berciuman didalam mobil sampai nafasku terangah-engah.
"Kita cari tempat yg
santai" ajak Lina kembali.
"Gimana teman-teman yg
lain" jawabku.
"Biar Lina yg ngomong sama
Mety" sahut Lina.
"Alasannya apa? Khan nanti
nggak" jawabku.
"Bilang saja mau cari udara
segar" sahut Lina.
Akupun mengiyakannya.
Linapun meninggalkanku untuk
membeMetyhu Mety, lama aku menunggu tanpa terasa sudah dua batang rokok aku
hisap. Barulah Lina datang.
"Gimana" tanyaku
"Beres" jawab Lina.
"Mau kemana nih"
tanyaku.
"Kemana yah, sudah malem
gini enaknya dimana yah" tanya Lina
"Gimana kalo kita ngobrol
di.." kata Lina tanpa diteruskan omongannya.
"Dimana saja dech yg penting
enak" jawabku.
"Penginapan mau?" tanya
Lina, akupun kaget dengan jawaban Lina langsung saja pikiran mikirin yg
bukan-bukan, asyik juga pikirku.
Singkat akhirnya kami berdua
telah berada didalam kamar penginapan, aku memang tergolong anak yg pendiam
sehingga aku malu untuk memulainya. Lina hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya
dia mulai mendekatiku dan aku tdk tahu harus berbuat bagaimana, kontan saja
Lina mulai mencium bibirku dan aku hanya diam dan pada akhir aku mulai
membalas. lama kami saling berciuman dan akhirnya dilepaskannya ciuman tersebut
kemudian kami terdiam sejenak saling berpandangan, aku masih berasakan
bagaimana jantungku berdetak tdk karuan.
Setelah aku mulai rada tenang
tanpa pikir panjang lagi aku mulai memberanikan diri untuk mencium bibir Lina
habis-habisan. Sambil berciuman Lina mulai membuka kancingnya sendiri, kemudian
akupun membantunya membuka pengait tali BH. akhirnya terlihat gundukan
payudaranya dengan lahap aku remas payudara dara tersebut yg tampak mulai
mengeras, perlahan-lahan mulutku mulai turun kebawah, mulai aku menyedot
putingnya, tanpa sadar aku memegang kemaluanku sendiri yg sedari tadi sudah
mengeras.
Tanpa pikir lagi aku rebahkan
tubuh Lina yg bertelanjang dada ke kasur, kuciumi payudara Lina sambil tangan
mulai mengeraygi selangkannya mencari resliting celana panjang tanpa aba-aba lagi
aku langsung membuka resliting tersebut, pas aku akan mulai menyusupkan
tanganku kedalam celana dalamnya Lina dengan cekatan meraih tangan dan
membawanya ke payudaranya.
"Kenapa?" tanyaku
dengan perasaan aneh dan nafsu birahi yg menggebu-gebu.
"Nggak apa-apa" sahut
Lina dengan tersenyum.
Dengan cepat aku membuka celana
panjangku sendiri yg dari tadi menghalangi gerak kemaluanku, Linapun melakukan
yg sama dengan membelakangiku, aku berpikir mungkin dia malu. Perlahan-lahan
Lina mulai membalik dengan kedua telapak tangan memegang wajahku dan menariknya
kewajahnya kami mulai berciuman kembali dengan hati-hati Lina merebahkan
dirinya tanpa melepaskan ciumannya, akupun mengikutinya.
Dengan keadaan tersebut Lina
menggapai kemaluanku dan membimbing untuk memasuki lubang kenikmatan, akhirnya
kudorong kemaluanku, aku kaget pas tiap kali aku tekan pantatku, aku merasakan
sakit seperti tertusuk jenggot yg habis dicukur, akhirnya tanpa kupedulikan
rasa tersebut aku genjot pantatku naik turun sedangkan Lina hanya naik-turun
menggoyangkan pantatnya, Lina mendesah kenikmatan karena genjotanku, lama kami
pada posisi tersebut, akhirnya Lina minta diatas sambil menduduki kemaluanku
Lina mulai menggenjot maju mundur, aku mulai merasakan apa yg dari tadi aku
rasakan tapi rasa sakit itu masih bisa terobati dengan kenikmatan yg diberikan
oleh vagina Lina. Tdk terasa kemaluanku sudah berdenyut-denyut dengan cepat.
Dengan cepat kukeluarkan
kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kusemburkan spermaku di atas perutnya,
karena aku takut kalau aku keluarkan didalam vaginanya dia akan hamil. Aku baru
sekali ini melakukan berhubungan sex. Sejenak aku berbaring sambil melamun apa
yg telah baru kami lakukan dan terlintas dalam benakku keingintahuan apa yg
menyebabkan rasa sakit tertusuk bercampur nikmat itu.
Selang berapa menit kemudianpun
kami membersihkan badan masing-masing, ada rasa keinginan untuk melihat apa yg
tadi aku rasakan dengan secara sembunyi-sembunyi aku melirik kemaluan Lina.
Akhirnya tercapai juga keinginanku, Wah.. ternyata benar dugaanku bulu
kemaluannya habis dicukur, bersih tdk ada satu bulu yg tertinggal seperti
kemaluan anak kecil, hingga aku tersenyum geli melihatnya.
Setelah itu kami membersihkan
badan dengan keadaan telanjang menuju tempat tidur, melihat Lina tidur
telantang dengan selimut yg menutupi perut sampai kaki, timbul hasrat birahiku
kembali. Kemudian aku memeluk dia kembali dan kuangkat dagunya kukecup bibir
dengan sangat lembu. setelah itu kusuruh Lina berbaring, bibirku mulai
bergerilya menuju, tanganku yg kiri meremas payudaranya sambil kupermainkan
putingnya, kurasakan putingnya mengeras kembali.
Bibirku mulai turun menjilati
putingnya. Setelah puas bermain-main di payudara, bibirku turun lagi menuju
menuju vagina, kulihat vagina yg bersih tanpa bulu itu, kujilati vaginanya,
kumainkan lidahku di klitorisnya, sambil kumasukan jari tengahku ke lobang
vaginanya. Selang beberapa lama kemudian kepalaku dijepit kencang oleh kedua
pahanya.
Kemudian tangan Lina mulai
menggenggam kemaluanku yg sedari tadi sudah mengeras, dan tanpa ragu-ragu ia
menjilati kemaluanku, lalu mengulumnya, baru pertama kali aku mendapat sensasi
yg sangat nikmat, akan tetapi terasa ngilu. Selang berapa lama kemudian, aku
mengarahkan kemaluanlu ke vaginanya, akhirnya kemaluanku masuk semua kedalam
vaginanya. Kugenjot pantatku turun naik, makin lama makin cepat dan tdk lama
kemudian akupun berasa mau keluar, kupercepat genjotanku tdk berapa kemudian
Lina mempererat pelukannya, akhirnya kami mendapat klimaks bersamaan, untuk yg
kedua kalinya.
Tdk terasa di luar kamar sudah
terang oleh matahari pagi, bagiku pagi itu yg paling berkesan selama aku
bergaul dengan orang yg lebih dewasa. Terima kasih Lina atas pelajarannya yg
tdk terlupakan, mungkin sekarang bulunya sudah lebat kembali.
