Hari ini aku bangun agak
siang, sambil malas-malasan kulirik jam dinding yg telah menunjukkan angka 7.
Sebagai pengangguran, hal ini tdk masalah buatku karena memang tdk ada yg mesti
kuburu-buru, toh seharian juga aku ngga ngapa- ngapain, paling keluar keluyuran
seharian dan kembali lagi kalau sudah malam.
Masih dengan muka yg masih
kusut, aku keluar kamar, kulihat seisi rumah sudah kosong, Om dan Tanteku sudah
berangkat ke toko, sepupuku sudah pada berangkat ke sekolah, dan Yayuk
nampaknya ke pasar belanja sayur. Dari kamar mandi aku mendengar suara guyuran
air, sepertinya Mba Har sedang mandi. Dia adalah istri dari temannya Omku yg
bernama Mas Dar, yg menumpang di rumah karena baru berhenti jadi Anak buah
kapal, dan sekarang bekerja sebagai agen salah satu komoditas dari Lampung
untuk dijual ke Jakarta.
Saat ini
pun, dia lagi pergi ke Lampung, dan biasanya baru kembali 2 minggu kemudian.
Aku hanya bisa membaygkan kalau Mba Har lagi mandi dengan tanpa penutup badan,
hal ini membuat rasa isengku muncul. Dari bawah pintu kamar mandi yg memang
agak terbuka sekitar 10cm karena lapuk terkena air, aku merapatkan mukaku untuk
bisa melongok ke dalam, dengan perasaan deg-degan takut ketahuan, aku berusaha
melihat apa yg sedang dia lakukan.
Usahaku tdk sia-sia, dengan
jelas aku dapat melihat sekujur tubuhnya yg putih, mulus, dan berisi, hanya
saja bagian perutnya sedikit berlemak, tapi hal ini tdk mengurangi keindahan
tubuhnya, apalagi dua buah payudaranya yg besar menggantung seperti buah
pepaya, bentuknya masih bulat berisi karena umurnya baru sekitar 24 tahun dan
belum punya anak..
Aku melihat
dia sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk, hal ini membuatku jadi takut
karena pasti sebentar lagi dia akan keluar, akhirnya kuputuskan untuk menyudahi
pandanganku dari tubuhnya yg montok, tanpa terasa, kemaluanku mengeras walau
hanya melihat tubuh bugilnya sesaat. Aku ke belakang mengambil handuk untuk
persiapan mandi, saat masuk ke dalam aku berpapasan dengan Mba Har yg baru
selesai mandi, wangi segar tubuhnya aku rasakan, dengan berbasa basi sambil
lewat Mba Har menyapa:
“Mau mandi ya ?”
“Iya, sepi banget ya rumah,
udah pada berangkat ya Mba ?” jawabku sambil bertanya.
“Udah, kamu sih bangunnya
siang, ya udah, sana mandi biar segar” katanya sembil berlalu masuk kamarnya.
Selesai mandi dan ganti
baju, aku keluar kamar. Aku masih teringat pemandangan di dalam kamar mandi
tadi, betapa tubuh mulus Mba Har menggairahkanku, pemandangan seperti ini
jarang aku saksikan, aku hanya bisa menyaksikannya di majalah dan film dewasa,
dengan pacarkupun aku hanya berani sebatas pegangan tangan. Pikiranku jadi agak
sedikit kacau jadinya, dengan perasaan bercampur baur aku mendekati kamar Mba
Har, bingung mau berbuat apa, aku ketok pintu kamarnya
“Siapa ?” tanya Mba Har
“Aku Mba” jawabku sekenanya
“Masuk, ngga dikunci kok”
katanya Dengan perasaan deg-degan, aku membuka pintu kamarnya, sambil melempar
senyum aku mencari alasan
“Mba punya majalah ? bosen
nih biar ada bacaan” kataku
“Adanya majalah wanita, liat
aja di bawah meja” jawabnya
Setelah mengambil beberapa
majalah, aku duduk di atas ranjang, sedikit menjaga jarak di samping Mba Har,
sambil membolak balik beberapa majalah, mataku melirik ke arahnya, ternyata dia
sedang memperhatikanku, dan dia tersenyum melihat ulahku yg membuatku jadi
salah tingkah dan malu. Aku kembali melanjutkan pandangaku ke majalah yg aku
pegang.
Sejenak kemudian, Mba Har
merebahkan badannya di atas ranjang, ketika aku mencuri pandang, kembali dia
tersenyum, kali ini pikiranku tambah runyam. Aku tdk tahu apa yg ada dalam
pikirannya, apakah dia sengaja menggodaku? Kalau ya, ini lah kesempatanku, tapi
ngapain ? kesempatan buat apa? Kalau tdk menggodaku, kenapa dia membiarkan aku
ke kamarnya ? Karena kalu salah mengartikan tingkahnya, bisa-bisa aku harus
berhadapan dengan suaminya.
Aku mencari akal untuk
mengetahuinya, aku pura-pura meletakkan majalah ke tempat semula dan mengambil
majalah yg lain, kali ini dudukku sengaja ku dekatkan ke sampingnya tanpa jarak
sama sekali. Aku menunggu reaksinya tanpa berani menatap, ternyata tdk ada
reaksi, dia masih tetap tiduran. Dengan sengaja, aku nekat meletakkan tangan
kiriku di atas pahanya dengan tatapan mataku tetap ke arah majalah tanpa berani
memandangnya.
Ketika tdk ada reaksi, aku
semakin nekat, tanganku yg tadinya hanya kuletakkan, sekarang aku geser sedikit
ke atas, karena diam saja aku kembali menggeser tanganku ke arah bawah pahanya,
hal ini aku lakukan berulang ulang tanpa ada larangan darinya. Akhirnya aku
berani mengusap pahanya, kali ini aku berani menatap matanya dan dia memberikan
senyuman manis, dan aku membalas dengan senyuman pula, dan aku menganggp ini
sebagai undangan, keraguanku untuk bereksperimen dengan Mba Har mulai hilang,
bukan apa-apa, kalau ternyata dia menolak dan memberitahukan masalah ini sama
suaminya atau Omku, tamatlah riwayatku, mau dikemanakan mukaku nantinya.
Aku tdk tahu apakah Mba Har
pernah melakukan sex selain dengan suaminya, dan akupun tdk mau tahu karena
gejolak dalam diriku sudah menutup pikiran normalku. Badanku kurebahkan
disampingnya dengan posisi miring berhadapan, dengan lembut tanganku mulai
membelai wajahnya, sebuah kecupan bibir kuberikan pada Mbak-ku yg manis ini.
Tdk cukup sampai di situ, aku mulai mengulum bibir merahnya yg sedikit tebal,
dia membalasnya dengan kuluman pada bibirku, walaupun bukan yg pertama kali
ciuman, namun kali ini sensasinya luar biasa buatku, aku tdk dapat
mengungkapkannya dengan kata- kata.
Tdk mau kalah, akupun mulai
melumat bibirnya dengan lebih ganas, hanya desahan halus yg keluar dari Mba
Har. Puas malumat dan mengulum bibir Mba Har, aku mulai memasukkan lidahku ke
dalam mulutnya, spontan dia terima dengan mengulum lidahku dengan sangat
lembut, aku menyapu rongga mulutnya dari atas ke bawah hal ini menambah
lenguhan dan desahan yg menambah sensai buatku. Mba Har mulai memasukkan
lidahnya ke mulutku yg kusambut dengan hisapan dan kuluman, ya ampun nikmatnya
luar biasa, lama aku mempermainkan lidah itu di dalam mulutku, yg membuatku
tambah bernafsu adalah air liurnya yg keluar dan kusedot habis dan kutelan
ditenggorokanku.
Kali ini, tanganku mulai
turun ke arah dadanya, walaupun masih terbungkus BH dan kaos, aku dapat merasakan
bagaimana empuknya buah dada Mba Har. Dengan tetap melahap bibirnya, tanganku
menyibakkan kaos yg dia pakai ke atas agar aku lebih leluasa menggapai benjolan
dadanya, dan benar saja, tonjolannya makin nikmat kusentuh dengan menyusupkan
tanganku ke bawah cup BHnya, kurang puas, aku membuka kaitan BHnya dipunggung.
Setelah kaitannya terlepas,
tanganku dapat dengan leluasa meremas dada kanan Mba Har, bukan itu saja,
jariku juga memilin puting susunya yg menonjol merah sebesar kacang dedele.
Puas dengan dada sebelah kanan, jariku berganti mempermainkan dada kirinya,
demikian aku lakukan bergantian antara kiri dan kanan. Aku mulai melepas
seluruh pakaian yg kukenakan, melihat hal ini, Mba Har juga melepas kaosnya,
tetapi celana dalam dan roknya masih tetap dia kenakan.
Aku kembali menyerang
bibirnya dengan kecupan dan kuluman, kembalai mulutnya mengeluarkan desahan,
tak lama aku menurunkan wajahku ke lehernya yg putih, kuciumi dari kanan, ke
tengah, lalu ke kiri, bukan cuma itu, aku juga menjilati seluruh lehernya
dengan bibir dan lidahku, kadang-kadang aku selingi dengan menggigit lembut,
dan aku jaga agar tdk sampai meninggalkan bekas merah.
“Aaaaahhhhh….uuuuuuhhhhh…
ooooohhhhh….hhhaaaa aaaahhhh….” hanya itu yg dapat keluar dari mulutnya.
Tanpa ku duga, Mba Har
dengan sigap memegang kemaluanku yg dari tadi sudah tegang, dengan lembut, dia
membelai batangnya, lalu dielus ke atas menuju kepala, terus kepangkal, begitu
seterusnya dia lakukan berulang-ulang, aku hanya dapat terdiam sejenak
menikmati permainan jari Mba Har di selangkanganku. Tangan kananku kembali
memegang dada sebelah kanan, ketika wajahnya kupandangi, aku melihat betapa
tegangnya wajah Mba Har, aku menduga dia sudah sangat terangsang, karena kali
ini tdk ada lagi senyum, yg aku lihat mukanya seperti meringis, sementara
matanya agak sayu.
Aku menurunkan wajahku ke
buah dada sebelah kiri, aku menciumi sekeliling dadanya, seluruh permukaannya
jilati dengan lidahku. Ketika mulutku sampai ke pentil susunya, lidahku aku
sapukan ke tonjolannya, kulakukan searah jarum jam, kusapu arah sebaliknya, hal
ini kulakukan cukup lama, dan pada akhirnya, pentil itu kumasukkan ke dalam
mulutku, kukulum dan kumainkan dengan lidahku, sementara yg kanan ku remas
dengan tangan, ternyata efeknya sungguh dahsyat, Mba Har terlihat kelejotan,
meracau dan kepalanya kelempar ke kiri dan kanan
“Oooooooohhhhhh….Iwaaaaaaannnnhhhh….AAAaaaaaaa
hhhhh…teehrrussiinnn… hhmmmmhhhhhh…aaaahhh… .” Mba Har terus maracau
Aku menyingkap roknya Mba
Har, pahanya kulebarkan, kulihat bagian tengah celana dalamnya sangat basah,
ketika kupegang, tersa berlendir, aku gosokkan jari tengahku pada cekungan
tengahnya, aku meyakini itu adalah lobang kewanitaan Mba Har, semakin kugosok
dengan jari, makin banyak lendir yg keluar, bahkan mulai meleleh sampai keluar.
Aku menyingkap penutup
belahan Mba Har, dan menyisipkan jari tengahku di sana, terasa lembut, basah
dan ada belahan memanjang, semakin ke dalam, ada rongga menganga di sana.
Mulutku kembali beraksi pada tonjolan dada bagian kiri, kukulum lembut,
kuhisap, ganti ke dada kanan, kulahap seperti menyusu, sementara salah satu
tanganku terus mengusap kewanitaan Mba Har. Dari dada, mulutku mulai turun ke
bawah, mulutku mampir di pusat Mba Har, kuciumi dengan bibir, lantas lidahku
kujulurkan, kusapu pas ditengah lobang pusat, Mba Har bergetar tak karuan.
Semakin kebawah, mulutku
dicegah oleh bulu-bulu kemaluan yg lumayan lebat dan panjang, ku gigit bulunya
dengan bibir sambil kutari-tarik, semakin ke bawah, kepalaku dicegah oleh
tangan Mba Har
“Mau apa Wan ?”
“Aku mau nyium punya Mba”
“Aduh jangan, Itu bukan buat
diciumin, itu bukan seperti yg kamu lihat di film, itu bau Wan, lagian aku
malu, belum pernah begitu”
“Tapi aku pengen banget Mba,
lagian tadi aku sempat nyium jariku setelah megang lobangnya, aku suka sekali
baunya, membuatku makin terangsang, please Mba, lagian memang kalo bau, nanti
ngga aku terusin”
“Ya udah, tapi jangan
dijilatin ya, cukup diciumin aja”
“Ya Mba, aku janji” Aku
langsung menurunkan wajahku ke arah selangkangan Mba Har, awalnya aku ciumin
seputar bulu bagian atas, terus ke samping ke arah lipatan paha, lalu
kudekatkan hidungku ke bagian tengah, aku hirup dalam-dalam,
ampuuuunnn..walaupun masih ditutupi celana dalam, tapi baunya bikin nafsuku
naik ke ubun-ubun.
Aku kembali menyingkap
bagian tengah celana dalamnya, di sana aku menemukan sebuah pemandangan yg
menakjubkan, aku melihat dengan jelas kemaluan Mba Har, untuk pertama kalinya
aku melihat kemaluan perempuan dewasa. Awalnya yg kulihat hanya sebuah lipatan
memanjang, tdk sabar, aku membuka pahanya lebih lebar, mulai terbuka bibir
kemaluannya, kurang puas, aku menyibakkan bibir kewanitaan Mba Har ke kiri dan
kanan, ya ampuuunn, aku melihat dengan jelas lobang pipisnya, juga tonjolan
kelentit di bagian atas.
Tdk puas melihat, aku
kembali mendekatkan hidungku ke lobangnya dan menghirupnya dalam-dalam, lama
aku lakukan, aku kemudian menggosok belahannya dengan hidungku, mulai dari
atas, lalu ke bawah, akibatnya hidungku dipenuhi lenbir kemaluan Mba Har, pada
akhirnya, lidahku menerobos ke lobang Mba Har, dan menjilatinya.
“Aduuuuhhhh, kok dijilatin
sih ? Waaannnn, jangan dong sayg, aaahhhhh…Mba ngga kuuuaattthhh..” Mba Har
menjerit mau menutup pahanya, tapi aku cegah, malah aku membukanya lebih lebar
lagi, kali ini tanpa perlawanan dari Mba Har, membuatku makin leluasa.
Lidahku kutusuk pas di
lobang senggamanya, kugoyg-goyg, lalu kutari ke atas, lidahku mempermainkan
kelentitnya, turun lagi ke bawah, begitu seterusnya aku lakukan. Biar lebih
bebas, aku membuka celana dalam Mba Har, ternyata cukup mudah karena ternyata
dia membantunya dengan menaikkan pantatnya ke atas.
Setelah lepas aku kembali
membuka selangkangannya, kembali aktifitasku menjilat, menyapu dan
mempermainkan kewanitaannya, kedua buah bibir kemaluannya aku jilati, kubuka,
lalu kuciumi dengan bibir tepat di lobang pipis Mba Har, cairan memeknya makin
banyak, kuhisap dengan mulut, lendirnya aku telan. Aku tdk menygka akan
memperoleh semua ini, aku telah merasakan bagaimana rasa dan baunya kemaluan
wanita, selama ini aku hanya dapat membaygkan bersentuhan dengan memek,
yah…memek, Mba Har memberiku pengalaman indah.
Setelah puas, aku membuka
rok Mba Har, satu-satunya yg melekat di badannya. Kini kami berdua telanjang
bulat tanpa sehelai benang, aku merangkak ke atas, kemaluanku berada di tengah
selangkangan Mba Har.
Sambil menindih badannya,
aku kembali menciumi bibir tebalnya, kukulum dengan mulutku, kusedot lidahnya,
kuminum ludahnya, kemudian turun ke leher, kujilati sambil kugigit lembut,
turun ke dada, kembali kukenyot dada kiri, sementara dada kanan kuremas remas,
lalu naik lagi ke leher, aku merasakan Mba Har mulai melebarkan pahanya,
kemaluanku kurasakan menyentuh kewanitaannya, dalam hatiku bertanya, apakah
kami akan melakukan hubungan badan ?
Inikah saatnya aku merasakan
merasakan bersetubuh dengan wanita ? Aku tdk memikirkannya lebih jauh,
karena tanganku mulai
membimbing kejantananku ke arah selangkangan Mba Har, terasa lembut dan basah,
ketika ujung kemaluanku menyentuh lobang kewanitaannya, aku menggosokkan bagian
kepala ke atas dan ke bawah, lendir makin deras menyiram rudalku, ketika kurasa
cukup, aku mendiamkan kemaluanku tepat ditengah lobang Mba Har, aku memeluk
tubuhnya, dan kedua tangannya dilingkarkan dibadanku, dengan pelan, aku
memajukan selangkanganku, kudengar desahan keluar dari mulut kekasih baruku
ini, makin kutekan, kemaluanku makin terasa menerobos dinding kemaluannya.
Laju kemaluanku cukup mulus
akibat banyaknya cairan memek Mba Har, sampai selangkanganku mentok, dan
kejantananku terbenam seluruhnya di selangkangannya. Aku kemudian memperhatikan
wajah Mba Har, terlihat matanya tertutup sambil menggigit bibir atasnya, aku
melihat wajah yg teduh dan ekspresi bahagia, aku mendaratkan sebuah ciuman di
bibirnya, dan menghirup aroma pipinya, kembali kupandangi wajahnya, karena
tanpa gerakan, dia membuka matanya, aku tersenyum menyambut tatapannya, dan
dibalas dengan senyum indah, aku membelai rambut dan wajahnya, memberikan rasa
saygku padanya sementara kemaluan kami masih terjepit satu sama lain.
“Mba, makasih ya, udah
memberikan pengalaman berharga padaku”
“Kamu belum pernah ?”
“Belum, ini yg pertama”
“Mba juga makasih sama kamu,
karena kamu telah membiarkan keperjakaan kamu aku ambil”
“Kita sudah melakukan
hubungan suami istri ya Mba ?
“Ya sayg, kita sedang
malakukannya” Kami kembali tersenyum, sebuah kecupan kembali kuhadiahkan buat
kekasihku ini, dia membalas kecupanku dengan mengulum bibirku sambil memejamkan
matanya.
Aku kembali menciumi
bibirnya, kemudian ke pipinya yg harum, lalu ke leher. Selangkanganku mulai
kugoygkan, Mba Har menambah lebar pahanya, secara perlahan, aku manarik
kemaluanku sampai tinggal seperempat, lalu dengan lembut kudorong kembali,
kutekan sampai mentok, Mba Har manaikkan pantatnya ke atas, aku merasakan
kepala kemaluanku berbenturan dengan benda lembut di dalam sana, aku tdk tahu
apa, tapi rasanya sungguh nikmat,
demikian juga dengan Mba
Har, dia mulai meracau dan mengoceh tdk karuan Aku mulai mengocok kejantananku
di dalam kewanitaan Mba Har, terdengar suara kecepak lembut setiap aku memaju
mundurkan pantatku, ternyata kocokanku berbunyi karena lendir kewanitaan Mba
Har keluar cukup banyak, rupanya kemaluannya becek.
“Sayg, kalu kamu terganggu
dengan suara tempikku, aku bisa ngelapnya, karena kalau aku terangsang hebat
seperti ini, lendirku akan keluar banyak”
“Ngga apa-apa sayg, malah
suaranya bikin aku lebih terangsang” Memang banyaknya cairan memek Mba Har
membuat lobangnya terasa makin lebar dan longgar, tapi kalau aku mendiamkan
kejantananku di dalam, terasa ada kedutan kemaluannya seperti meremas
kejantananku, apapun itu persetubuhan ini terasa begitu nikmat.
Setelah bertempur cukup
lama, aku merasakan pertahananku mulai limbung, sesuatu sepertinya akan meledak
di dalam sana.
“Mba, kanya aku mau keluar,
aku ngga tahan lagi”
“Keluarin aja sayg,
semprotin di dalam, biar Mba tambah sayg sama kamu”
“Kalo nanti jadi gimana,
takutnya spermaku jadi janin, dan kamu hamil ?
“Ngga usah dipikirin
sekarang, kalaupun aku hamil, kan ada Mas Dar yg tanggung jawab” Mendapat
jawaban seperti itu, aku mulai memompa kemaluanku di dalam lobang kemaluan Mba
Har, mula-mula pelan, makin lama makin cepat, suara kecepak kemaluan becek yg
kusodok keluar masuk makin nyaring, benteng pertahananku mulai goyah, sesuatu
yg mendesak kurasakan di selangkanganku, sampai suatu saat aku menarik bokongku
melengkung ke atas,
kemudian menghujamkannya
dengan suatu sentakan yg kuat, Mba Har pun berteriak lepas, beberapa semburan
cairan kental berkali-kali lepas bercucuran didalam kemaluan kekasihku ini, aku
memeluknya dengan kencang, Mba Har pun melingkarkan kakinya mengapit tubuhku,
aku tdk dapat menceritakan kenikmatan yg kurasakan ketika air maniku menyembur
berkali-kali, dan itu kukeluarkan didalam rahim Mba Har sampai habis tiada
sisa.
Lama aku tdk melepas
palukanku atas dirinya, dengan nafas yg masih ngos- ngosan, palukanku terus
kupertahankan sampai akhirnya aku dapat bernafas secara teratur. Beberapa saat
kemudian, aku merenggangkan badanku, tapi kemaluanku masih kubiarkan menancap di
bawah sana, aku membelai wajah Mba Har, kemudian mengecupnya berkali- kali.
“Makasih ya sayg” bisikku di
telinganya, Mba Har membalasnya dengan senyum lebar,
kemudian aku menarik
kejantananku yg mulai mengendur dari liang senggamanya, aku melihat betapa
banyak cairan di bawah selangkangan Mba Har. Aku kembali mengenakan pakaianku
dan keluar dari kamarnya, tdk terasa, satu setengah jam aku bertempur dengan
Mba Har.
Sampai di ruang tengah, aku
mendapati Mba Yayuk lagi ngepel, langsung jantungku serasa mau copot, walaupun
dia tdk melihat aku keluar dari kamar Mba Har, tapi apakah dia tadak mendengar
aktifitas kami di dalam ? Dan aku tdk tahu sudah berapa lama dia pulang dari
pasar. Tapi sampi beberapa lama, tdk ada masalah, dan tdk jelas apakah Yayuk
tdk tahu tentang perselingkuhanku dengan Mba Har, atau dia tdk mau tahu.
Peristiwa ini sangat
mendalam bagiku, mungkin karena ini pengalaman pertamaku bersetubuh dengan
wanita Setelah peristiwa ini, aku masih melakukannya sekali lagi dengan Mba Har
di rumah ini, sampi akhirnya aku pindah karena dapat pekerjaan. Setelah aku
menikah, baygan Mba Har tdk pernah bener-benar hilang dari ingatanku, sepuluh
tahun setelah kejadian itu, aku bertemu dengan Mas Dar, ternyata dia masih
menekuni bisnisnya, dan ketika aku meninta alamatnya, dia memberikannya padaku.
Peristiwa perselingkuhanku
kembali terjadi dua kali di rumah mereka yg baru, saat Mas Dar ke luar kota.
Dua tahun setelahnya, Mas Dar meninggal, jadilah Mba Har menjanda, dan tinggal
sendiri, Mba Har ternyata masih menerimaku dan tdk terhitung berapa kali kami
melakukannya lagi, dia bagaikan istri kedua untukku, aku sering mendatangi
rumahnya baik siang maupun malam, bahkan terkadang aku menginap di rumahnya.
Peristiwa ini kembali terhenti ketika Mba Har menikah dengan seorang
purnawirawan. .
Dua tahun telah berlalu,
ketika aku membuka- buka arsip lamaku, ternyata aku masih menyimpan nomor HP
Mba Har, ketika aku telepon, ternyata masih aktif, dia cerita bahwa baru dua
minggu suaminya meninggal dunia, aku mengucapkan turut berduka cita.
Ketka kuutarakan ingin
bertemu, dia belum bersedia, dan akan meneleponku kalau dia telah siap, aku tdk
tahu apakah dia akan kembali menerimaku atau tdk, yg jelas, setiap aku telepon,
dia tdk pernah mau mengangkat dan ketika aku pakai nomor lain, setelah ngomong
halo, dan kujawab, dia mematikan Hp- nya, sampai saat ini aku masih
merindukannya, dan belum bertemu lagi.
