Pada hari biasa kondisi Kebun Binatang Surabaya (KBS) biasanya
sepi dari kunjungan, paling-paling jadi agak ramai kalau ada kunjungan dari
sekolah-sekolah yang mengadakan kegiatan luar untuk mengunjungi KBS. Apa lagi
pada hari Jumat seperti ini, selain sepi dari kunjungan pengunjung, para
karyawan pada pukul 11 siang sudah pada pulang kecuali yang memang mendapat
tugas piket seperti aku.
Seperti biasa para karyawan pada saat hari Jumat siang
langsung meninggalkan KBS setelah sholat Jumat atau bahkan ada yang sudah
ngeloyor pulang tanpa ikut sholat Jumat lagi hingga suasana KBS sepi sekali
siang ini, hanya suara satwa saja yang tetap terdengar di sekeliling KBS.
Tidak ada yang harus kukerjakan siang ini. Semua satwa
baik-baik saja, namun karena namanya juga piket maka aku harus tetap tinggal di
klinik hewan hingga pukul 5 petang nanti.
Klinik hewan di KBS letaknya di bagian paling belakang dekat
kandang gajah, dan satu area dengan tempat karantina maupun area bayi satwa
yang memang disediakan tempat khusus bagi bayi-bayi satwa yang lahir namun
induknya enggan untuk mengasuh.
Untuk mengingatkan pembaca yang belum pernah membaca
tulisanku sebelumnya, namaku Elena, berusia 28 tahun. Aku seorang dokter hewan
lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Tinggiku 170 cm, cukup tinggi
untuk ukuran seorang wanita.
Aku sengaja menyebutnya wanita, bukan menyebut gadis, karena
aku memang sudah bukan gadis lagi. Tetapi juga bukan berarti aku sudah berumah
tangga. Aku masih berstatus bujang walau sudah bukan gadis lagi. Sebaiknya
pembaca ikuti saja aktivitas seksku pada ceritaku terdahulu, karena kalau harus
kuceritakan lagi pada bagian ini, nantinya akan jadi panjang dan bertele-tele.
Kembali pada ceritaku kali ini, siang itu tidak ada sesuatu
yang harus kukerjakan hingga aku duduk seorang diri di kantor klinik hewan.
Karena ruangannya yang sepi, kuangkat kedua kakiku dan kuletakkan di atas meja.
Sebagian pembaca tentu masih ingat, aku selalu mengenakan rok mini yang lebar
di bagian bawahannya hingga tentu saja posisiku duduk sekarang membuat pantat
dan paha bagian belakangku terbuka lebar.
Kusilangkan kakiku di atas meja, pantatku kuletakkan di ujung
kursi putar sambil bersandar. Aku membaca buku-buku tentang satwa dari luar
negeri. Suhu udara di Surabaya akhir-akhir ini sangat panas, sudah waktunya
hujan namun sampai dengan saat ini kota Surabaya belum juga terguyur hujan sama
sekali.
Posisi dudukku saat itu terus terang sangat menyejukkan
daerah sekitar selangkanganku karena hembusan hawa dingin dari AC bisa langsung
menerpa daerah sekitar pangkal pahaku. Karena lelah membaca, kusandarkan
kepalaku ke kursi sambil kupejamkan mata untuk tidur-tiduran, sementara HT
tetap kunyalakan dan kuletakkan di atas meja dekatku agar sewaktu-waktu ada
panggilan darurat aku bisa langsung memonitornya.
Kulepas satu lagi kancing bagian atas hem longgar yang
kukenakan, harapanku hembusan hawa dingin AC di ruangan klinik ini dapat
menyusup masuk dadaku agar tidak kegerahan. Rupa-rupanya semilir hembusan hawa
dingin AC yang menyejukkan ruang klinik ini telah benar-benar membuatku tertidur
cukup pulas sehingga aku tidak mengetahui saat ada orang masuk ke klinik.
Vicky salah seorang kolegaku rupanya siang itu juga mendapat
giliran piket. Untuk mengusir rasa jenuhnya, rupa-rupanya Vicky berjalan-jalan
mengelilingi KBS hingga sampai di klinik dan kemudian mampir sejenak. Dapat
pembaca bayangkan apa yang Vicky lihat saat memasuki ruangan klinik? Mata Vicky
langsung tertuju pada bagian belakang pahaku yang terbuka lebar hingga bagian
pantatku. Langsung saja Vicky menelan ludahnya saat ia melihat pahaku yang
mulus dan sedikit ditumbuhi bulu halus itu terpampang jelas di hadapannya.
Vicky yang sebenarnya sudah sejak lama berusaha mencoba
merayuku, siang ini tanpa disangka dia bagaikan mendapat rejeki nomplok saja.
Vicky sebenarnya sudah beristrikan seorang dokter umum dan juga sudah memiliki
anak. Usia Vicky sekitar 36 tahun, orangnya tidak terlalu tinggi, sekitar 165
cm dan wajahnya cukup lumayan. Orangnya cukup konyol dan suka bercanda.
Begitu melihat pemandangan seperti itu, dengan serta merta Vicky
langsung maju dan berjongkok tepat di depan belahan pangkal pahaku. Mulutnya
meniup-niup selangkanganku. Pada awalnya aku memang tidak merasakannya karena
aku sedang benar-benar tertidur pulas, namun lama kelamaan aku dapat juga
merasakan adanya hembusan angin yang datangnya bukan dari hembusan AC.
Kubuka mataku dan sungguh sangat terkejut karena kulihat ada
orang yang sedang berjongkok menghadap selangkanganku sedang meniup pangkal
pahaku. Secara spontan kuturunkan kedua belah kakiku dari atas meja. Karena
kejadiannya begitu cepat, kepala Vicky tertindih oleh pahaku. Akibatnya posisi
kepala Vicky akhirnya terkangkangi oleh pahaku dan wajah Vicky jatuh tepat di
pangkal selangkanganku.
Gila! Vicky bukannya segera berdiri dan menyingkir, tapi
dengan serta merta wajahnya malah diusapkan ke pangkal selangkanganku yang
terkangkang tadi. Usapannya membuatku geli. Lalu hidung Vicky menyingkap ujung
G String-ku yang sexy. cerita sexy
Aku saat itu memakai CD model G String yang mini, bahannya
hanya berupa seutas tali nylon yang melingkari pinggangku, selebihnya adalah
seutas nylon lainnya menyambung dari pinggang bagian belakang, turun ke bawah
mengikuti bagian belahan pantatku, melilit ke depan tepat di bagian lubang
memekku tersambung dengan secarik kain sutera tipis yang berbentuk segi tiga.
Di bagian sutera tipis benbentuk segi tiga ini, ujung hidung
Vicky menyangkut di lipatan penutup lubang memekku. Akibat gesekan wajahnya di
selangkanganku maka tersingkap pula bibir vaginaku hingga Vicky dapat
menyaksikannya dengan jelas sekali, karena bola matanya hanya beberapa centi
saja di hadapan bibir vaginaku yang dalamnya berwarna merah muda menggairahkan
itu.
Melihat pemandangan seperti itu membuat Vicky yang tadinya
mungkin hanya iseng ingin menggodaku jadi semakin bernafsu saja. Mulutnya
langsung menghunjam vaginaku, bibir Vicky serta merta dengan lahapnya menciumi
bibir vaginaku.
Kejadiannya sejak awal terasa begitu cepat. Tangan Vicky
sudah langsung menarik ikatan G String-ku yang terletak di samping kiri kanan
pinggangku. Kondisi bagian bawah rok miniku yang lebar ini membuat Vicky tidak
menemui kesulitan sama sekali. Dalam hitungan detik saja bagian bawahku sudah
tanpa dilapisi sehelai benang pun.
Kepala Vicky tertutup oleh rok miniku, wajahnya tepat di
selangkanganku dan bibirnya melumat bibir vaginaku dengan penuh nafsu. Lidahnya
dijulurkan dan dikorek-korekkannya ke klitorisku. Apa yang ia lakukan membuatku
yang tadinya pada saat awal-awal kejadian ingin memarahinya, tidak jadi. Aku
malah jadi terangsang oleh permainan lidah Vicky yang menjilat habis bibir dan
lubang memekku.
Lidah Vicky menjulur mengorek-ngorek lubang memekku hingga
terasa menyentuh bagian dalam dinding-dinding vaginaku yang segera menjadi
basah oleh cairan bening yang mengalir dari dalam vaginaku. Aku tidak bisa
menahan lagi gejolak nafsuku hingga tanganku menyusup ke balik hem yang
kukenakan dan jari-jari tanganku meremas payudaraku sendiri. Kupilin-pilin
puting susuku dengan jari. Rasanya nikmat sekali hingga payudaraku terasa
semakin keras karena aku sudah benar-benar diselimuti oleh nafsu.
Vicky mengangkat kedua belah kakiku sambil membukanya
lebar-lebar. Kedua pahaku dikangkangkannya untuk memberi tempat yang lebih
leluasa bagi mulut dan lidahnya untuk menjilati seputaran vaginaku. Vicky sangat
piawai memainkan ujung lidahnya sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama
baginya membuatku orgasme. Semburan hangat langsung muncrat dari dalam rahimku,
keluar membasahi liang dan dinding vaginaku dan serta merta Vicky langsung
menjilat dan menelan habis cairan pelumasku yang mengalir keluar.
“Huu.. Uucch! Oo.. Oocch! Aa.. Aacch!”, aku melenguh bagaikan
anak sapi saja.
Vicky tetap saja meneruskan jilatannya sampai vaginaku
benar-benar bersih dan kering kembali.
Aku akhirnya menarik napas panjang mengiringi semburan
terakhir pelumasku yang merembes keluar melalui lubang memekku. Selesai
melakukan jilatannya, Vicky langsung berdiri sambil membuka kancing celananya.
Celana berikut CD-nya diperosotkan sampat batas lututnya hingga tampak batang
kemaluannya langsung menjulang keluar bagaikan torpedo yang siap diluncurkan
menuju sasaran.
Vicky mengangkat kedua kakiku sehingga badanku terlipat.
Lututku didorong hingga berada dekat dengan wajahku, batang kemaluannya langsung
diarahkan ke belahan bibir vaginaku dan tanpa harus mendapat bimbingan lagi,
batang kemaluannya telah berada tepat menempel di mulut lubang memekku.
Didorong-dorongkannya sedikit sehingga kepala kemaluannya menemui sasaran yang
tepat, kemudian didorongkan sedikit lebih dalam lagi dan, slee.. eep! Masuklah
sebagian batang kemaluannya. Ditarik keluar sedikit dan didorongkannya lagi
masuk lebih dalam.
“Oo.. Oocch! Slee.. Eep! Slee.. Eepp! Uu.. Uucch! Slee..
Eepp! Slee.. Eepp! Aa.. Aacch!”, demikian suara rintihanku bersahut-sahutan
dengan bunyi suara saat batang kemaluan Vicky memompa lubang memekku.
Kondisi lubang memekku sudah sangat basah sehingga memudahkan
batang kemaluan Vicky terbenam habis ke dalam vaginaku. Ujung kepala
kemaluannya terasa menyodok-nyodok dinding rahimku. Ujungnya menyentuh dan
menekan-tekan tonjolan daging seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam lubang
memekku, rasanya luar biasa nikmat.
Karena memang sudah cukup lama aku tidak melakukan ML
ditambah dengan permainan Vicky yang cukup piawai hingga membuatku segera akan
mencapai puncak kenikmatan kembali.
“Ayoo..! Terus..! Aku sudah hampir orgasme!”, seruku.
“Sebentar Len! Kita keluarin sama-sama..”, jawab Vicky.
“Dikeluarin di dalam atau di luar nich?”, tanya Vicky padaku
sambil terus memompakan batang kemaluannya di dalam lubang memekku.
“Uu.. Uucch! Terserah..!”, teriakku dan..
“Ooo.. Oocch! Aa.. Aacch!”
Badanku tiba-tiba gemetar dan sedikit kejang. Vicky pun ikut
melenguh sambil tetap menggenjot pompaannya lebih cepat lagi.
Kami dalam waktu yang hampir bersamaan sama-sama mengalami
orgasme. Terasa sekali semburan sperma Vicky yang hangat membanjiri lubang
memekku. Tumpahan cairan cinta kami tercampur jadi satu dalam lubang memekku,
saking banyaknya bahkan tidak tertampung sehingga merembes keluar mengalir
mengikuti celah belahan pantatku dan membasahi anusku.
