Sebut saja dia Tante Yulia, dia
juga wanita chinese yg berusia hampir 50, sebaya dengan Tante Nindi hanya beda
1 atau 2 tahun saja yg sudah ditinggal suaminya karena wanita lain. Postur
tubuhnya juga tdk jauh dengan Tante Nindi, agak gemuk hanya saja Tante Yulia
lebih pendek dari Tante Nindi dan wajahnya juga lebih kelihatan tua karena
tampak kerutan-kerutan diwajahnya mungkin terlalu banyak pikiran.
Entah apa yg dibicarakan oleh
mereka berdua secara bisik-bisik karena aku lihat lirikan Tante Yulia yg
melihat aku sambil senyum-senyum, dan setelah itu dia sering mencuri-curi
pandang melihatku. Setelah lelah jalan-jalan dan hari mulai sore Tante Yulia
akhirnya pulang.
“Oke, Nin. Aku pulang dulu ya,
hampir sore nih. Sampai ketemu lagi Edo” kata Tante Yulia sambil tersenyum
penuh arti kepadaku yg membuat aku tambah bingung dan dia melenggang menuju
carcall untuk memanggil sopirnya.
Sepeninggal Tante Yulia kami
menuju food court untuk membeli minum dan istirahat.
“Fer, menurut kamu Tante Yulia
gimana?” tanye Tante Nindi padaku setelah membeli minum dan duduk ditempat yg
agak memojok dan meminum minumannya.
“Mmm.. gimana apanya Tante?”
jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Nindi sambil menyedot minuman ringan
yg aku pesan.
“Ah kamu ini, pura-pura nggak
ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat orangnyalah, bodynyalah, facenyalah dan
lain-lainnyalah” jawab Tante Nindi agak sewot.
“Oo, kalo sifatnya sih saya belum
tau bener, kan baru sekali ketemu, tapi keliatannya orangnya baik dan ramah,
terus kalo face dan bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku sambil tersenyum.
“Emang kenapa Tante, kok Tante
tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus tadi ngomongin apa sih? Kok pake
bisik-bisik terus Tante Yulia jadi aneh sikapnya” tanyaku pada Tante Nindi.
“Fer, kamu tahukan kalo Tante
Yulia itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah sama suaminya. Nah tadi waktu
Tante Yulia lihat kamu dia langsung terYuliak sama kamu, dan dia nanyain
tentang kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan
jauh Tante, jadi Tante terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya. Kamu
jangan marah ya, abis Tante Yulia itu suka maksa kalo keinginannya belum
kesampaian” jawab Tante Nindi.
“Terus.. mm.. dia pengen sama
kamu Fer.. gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Nindi dengan wajah serius.
“Wah gimana ya, repot juga nich
kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain, bisa tercemar nama Tante. Kalo
menurut Tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu ya sudah, saya akan
layani dia” jawabku serius juga.
“Tapi nanti kamu jangan lupain
Tante ya kalo sudah dekat sama dia” kata Tante Nindi was-was.
“Ah Tante ini ada-ada saja, nggak
mungkinlah saya lupa sama Tante, sayakan kenal Tante dulu baru Tante Yulia”
jawabku menghibur Tante Nindi yg terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.
“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet
lebih dari Tante Yulia dan lupain Tante deh” katanya lagi sambil menghembuskan
nafas.
“Jangan kuatir Tante, saya bukan
tipe orang yg gampang ngelupain jasa baik orang kepada saya, jadi Tante tenang
saja” jawabku kemudian.
“Okelah kalo gitu nanti Tante
hubungi Tante Yulia, biar dia nanti hubungi kamu” kata Tante Nindi kemudian.
Setelah itu Tante Nindi lebih
banyak diam entah apa yg ada dalam pikirannya dan tak lama kemudian kamipun
pulang.
Malamnya Tante Yulia menghubungi
aku lewat telepon.
“Hallo Edo, ini Tante Yulia masih
ingatkan?” tanya Tante Yulia dari seberang.
“O iya masih, kan baru tadi siang
ketemu, ada apa Tante?” jawabku sambil bertanya.
“Tadi Tante Nindi sudah cerita
belum sama kamu tentang Tante?” tanyanya lagi.
“Sudah sih, mm.. memang Tante
serius?” tanyaku lagi pada Tante Yulia.
“Serius dong, gimana kamu
okekan?” tanya Tante Yulia lagi.
“Kalo gitu oke dech” jawabku
singkat.
Lalu kami bercakap-cakap sebentar
dan kami akhirnya kami janjian besok pagi dilobby hotel “XX” didaerah jakarta
barat dan dia akan datang lebih awal karena akan check-in dulu, setelah itu
teleponpun ditutup. Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti
orang kerja supaya tdk terlalu menyolok dan aku menunggu di lobby hotel
tersebut karena aku juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu teleponku
berdering.
“Hallo Edo, ini Tante Yulia.
Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik aja di kamar 888 oke? Tante tunggu
ya” kata Tante Yuliamemberitahukan kamarnya.
“Oke Tante saya segera kesana,
saya juga sudah di lobby” jawabku singkat dan menutup pembicaraan.
Setelah mematikan teleponku agar
tdk diganggu, aku naik lift menuju kamar Tante Yulia. Sampai didepan pintu
kutekan bel dan Tante Yulia membukakan pintu.
“Yulia masuk, udah daritadi Tante
sampai dan langsung check-in. O ya, kamu mau minum atau mau pesan makan apa?
tadi sih Tante sudah pesan makan dan minum untuk dua orang, tapi kalau kamu mau
pesan yg lain pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya” kata Tante Yulia
sambil mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu.
“Yah sudah kalau Tante sudah
pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah bingung” jawabku.
“Kok bingung kan buat gantiin
tenaga kamu he he he” jawab Tante Yulia bercanda.
Kemudian Tante Yulia duduk di
sofa besar yg ada didalam kamar itu dan aku duduk di sebelahnya, kami
berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku mendekati Tante Yulia dan
memeluk pundaknya, kemudian Tante Yulia merebahkan kepalanya kepundakku,
kubelai rambutnya dan kukecup kening Tante Yulia.
“Mmm.. kamu romantis ya Fer,
pantes Nindi suka sama kamu. hh.. sudah lama Tante nggak merasakan suasana
romantis seperti ini” kata Tante Yulia sambil menghembuskan nafas.
“Ya sudahlah Tante, yg penting
hari ini Tante akan merasakan hangat dan romantisnya cinta, karena hari ini aku
milik Tante sepenuhnya” jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi keningnya.
Tante Yulia menatapku sendu
sambil tersenyum.
“Terima kasih sayang” kata Tante
Yulia.
Dan kutatap matanya yg sendu
dalam-dalam lalu kukecup bibirnya.
Kecupanku dibibirnya perlahan
berubah menjadi ciuman lembut yg dibalas Tante Yulia dengan lembut juga,
sepertinya Tante Yulia benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yg sudah
lama tdk dirasakannya. Kami saling cium, saling kulum, dan saling memainkan
lidah kemulut pasangan kami. Kugelitik lidah Tante Yulia dengan lidahku dan
kusapu langit-langit mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan
tengkuk serta lehernya dengan tanganku yg lainnya.
“Ahh sayang, aku suka sekali
ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang, mm.. kamu memang pintar
berciuman, ahh.. aYulia sayang beri Tante yg lebih dari ini” kata Tante Yulia
disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi.
Tanganku mulai bergerak meremas
kedua payudara milik Tante Yulia bergantian. Tapi aksi kami terganggu oleh
pelayan yg mengantar makanan yg dipesan oleh Tante Yulia. Setelah pelayan
keluar dan Tante Yulia memberikan tip, tiba-tiba Tante Yulia menabrak aku dan
mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung
memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga k0ntolku yg masih tidur terbebas
dari sarangnya dan langsung diterkam olehnya. Disedot, dikulum dan digigitnya
k0ntolku yg mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya tak
henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku.
“Ahh Tante.. pelan-pelan Tante..
ahh.. enak sekali Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yg diberikan oleh Tante
Yulia padaku.
Tanganku hanya bisa meremas
rambut Tante Yulia dan seprei kasur yg sudah mulai berantakan, tak lama kemudian
kulepaskan kepala Tante Yulia dari k0ntolku, kuangkat Tante Yulia dan
kurebahkan dikasur.
“Sekarang giliranku, Tante diam
saja dan nikmati permainan ini ya” kataku sambil mengecup bibir Tante Yulia dan
mulai mencumbu Tante Yulia sementara Tante Yulia hanya diam saja sambil
menatapku dengan sendu.
Kumulai cumbuanku dengan menciumi
bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka kancing baju Tante Yulia
satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan
semua, kuraih pengait BH yg ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan BHnya
terbuka dan ku lepaskan BH Tante Yulia lewat kedua tangannya tanpa melepas baju
Tante Yulia, setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Yulia, kuciumi
seluruhnya kecuali putingnya yg sudah berdiri mengacung minta dikulum tapi tdk
pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya
ciuman dan jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya dan terus turun sampai ke
perut dan bermain-main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Yulia lalu
naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok yg dipakai oleh Tante Yulia
kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba paha dan lutut Tante Yulia lalu
mulai melepaskan celana dalam yg dipakai oleh Tante Yulia.
Ketika permainan mulutku mencapai
perutnya kuYuliak celana dalam Tante Yulia, dan Tante Yulia mengangkat
pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya.
Kupelorotkan celana dalam Tante Yulia sampai sebatas lutut lalu ciumanku naik
lagi kearah payudaranya, dan ketika jilatanku mendekati puting Tante Yulia
tangankupun mendekati memek Tante Yulia dan ketika bibir dan lidahku mulai
memainkan puting Tante Yulia tangan dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir
memek Tante Yulia yg ternyata sudah basah. Ketika kukulum puting Tante Yulia yg
sudah berdiri dari tadi kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yg
seketika itu juga membuat tubuh Tante Yulia melengkung keatas.
“Akhh.. Edo.. kamu benar-benar
gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Tante.. akhh.. Edo enak sekali
sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante Yulia
histeris sambil tangannya meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante
Yulia dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara Tante
Yulia bergantian. Tak lama kemudian kurasakan memek Tante Yulia bertambah basah
dan tubuhnya mulai bergetar keras yg disertai erangan-erangan, akhirnya Tante
Yulia mendapatkan orgasme pertamanya.
Pada saat tubuhnya mulai tenang,
kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung kuangkat kedua kakinya
sehingga kepalaku dengan mudah menuju kememeknya dan langsung kujilat dan
kukulum serta kusedot-sedot memek dan kelentit Tante Yulia.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya
penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat
lagi sayang.. ahh.. terus sedot yg kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu
sayang.. ahh.. tusuk yg kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi
sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak Tante Yulia histeris memohon, lalu
tubuhnya mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yg datang menghampirinya.
Kuturuti permintaanya dengan
menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan jariku kedinding
memeknya yg berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku memainkan perannya
dikelentit Tante Yulia. Tubuh Tante Yulia bergetar keras dan pinggulnya
bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan jariku sambil tak henti-hentinya
menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku.
“Ahh.. Edoy.. sayang.. ahh.. enak
sayang.. ahh.. sodok yg keras sayang.. ahh.. sedot itilku yg kuat.. ahh.. yg
kuatt.. ” jerit histeris Tante Yulia mengantar orgasmenya yg kedua itu.
Dan ketika tubuh Tante Yulia
sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana
dalam Tante Yulia yg masih sebatas lulut sehingga lepas semua, lalu kuatur
posisiku dan kutusukkan k0ntolku kedalam lubang memek Tante Yulia.
“Okhh.. jangan dulu sayang..
jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Tante istirahat dulu” pinta Tante
Yulia padaku, tapi aku tdk menghiraukan permintaanya sambil terus kutusukan
k0ntolku sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang, kuputar dan kukocok k0ntolku
dalam memek Tante Yulia.
Tak lama kemudian kuangkat tubuh
Tante Yulia hingga posisi Tante Yulia kini dalam pangkuanku, dan dalam posisi
Tante Yulia sedang menaik turunkan pantat dan menggoyangkan pinggulnya kulepas
baju Tante Yulia yg masih melekat dan kulemparkan entah kemana lalu kubuka
pengait dan resleting rok Tante Yulia dan kulepas rok Tante Yulia dari atas dan
kulemparkan juga entah kemana hingga kini tdk ada selembar benangpun yg
menempel ditubuh Tante Yulia lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan
kulemparkan sembarangan. Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku
hingga k0ntolku lebih menggesek dinding memek Tante Yulia.
“Akhh.. sayang.. ahh.. kamu
memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. k0ntol kamu
benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante
mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.. Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit
Tante Yulia histeris dan tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya yg ketiga,
kurasakan cairan diliang memek Tante Yulia bertambah banyak dan kurasakan juga
kedutan-kedutan dari dinding memek Tante Yulia.
Lalu kurebahkan tubuh Tante Yulia
dan terus kugenjot k0ntolku didalamnya yg sekali-kali kuputar-putar pinggulku,
tubuh Tante Yulia tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan kocokan k0ntolku
juga tambah kencang, lalu kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan
kepalaku kedadanya dan kusedot dan kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante
Yulia bergantian dan kedutan-kedutan dinding memek Tante Yulia juga bertambah
kuat sehingga k0ntolku merasakan sensasi yg membuat aku merasakan sesuatu yg
akan segera meledak keluar.
“Akh.. Tante aku mau keluar
Tante.. akhh.. aku keluar Tante” kataku disela-sela kuluman mulutku diputingnya
sambil terus mengocok k0ntolku dengan cepat dan kuat dalam liang memek Tante
Yulia.
“Ahh.. iya sayang.. ahh..
keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah nggak kuat lagi.. ahh” teriak
Tante Yulia dan memelukku dengan erat sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan
kuku-kukunya mencakar punggungku.
Lalu meledaklah cairan kenikmatan
yg kukeluarkan dalam memek Tante Yulia yg sudah basah sehingga bertambah basah
lagi, ketika kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok
dengan keras dan kuat k0ntolku dalam memek Tante Yulia sehingga ada cairan yg
keluar dari dalam memek Tante Yulia yg kurasakan dari tanganku yg basah karena
masih memainkan kelentit Tante Yulia. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan
kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara erangan
dan jeritan kenikmatan yg kami dapatkan pada saat bersamaan.
Setelah tubuhku dan Tante Yulia
mulai tenang kembali, kulepaskan k0ntolku dari memeknya yg sudah sangat basah,
lalu kubersihkan memek yg penuh dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan
dan jilatanku, kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan
Tante Yulia yg memejamkan matanya merasakan kenikmatan yg baru saja dia
dapatkan. Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Yulia, lalu kupeluk
dia dan kukecup pipi Tante Yulia.
“Ahh.. terima kasih sayang..
terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali bagaikan kapas
yg masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu memang
pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun seperti tadi, sampai
lemas tubuh Tante” kata Tante Yulia sambil membuka matanya dan tersenyum
padaku.
“Ah Tante Yulia bisa aja.. aku
juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding memek Tante Yulia membuat k0ntolku
merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali” balasku sambil kuusap keringat
yg ada di keningnya dan kukecup kening Tante Yulia,
lalu aku bangkit dan menuju kamar
mandi untuk membersihkan tubuh yg penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante
Yulia dan kamipun saling membersihkan tubuh.
Selesai membersihkan tubuh dan
dalam keadaan masih bugil kami lalu menyantap makanan yg tadi dipesan oleh
Tante Yulia sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante Yulia
tdk pernah lepas dari selangkanganku. Selesai makan kami melanjutkan percakapan
kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur
untuk memulihkan tenaga yg akan membuat pertarungan berikutnya lebih seru lagi.
Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante Yulia dan Tante
Nindi.
