Aku seoranga mahasiswi dan mengambil jurusan ilmu social
kali ini aku akan menceritakan kisahku pengalaman pribadiku , kisahku terjadi
kira kira beberapa tahun yang lalu yang mana aku saat itu sedang horny dengan
seorang pria, sejak umurku 14 tahun libidoku akan seks tinggi dan aku tidak
pernah merasakan puas yang telah aku lakukan.
Beberapa kali saya memuaskan nafsu birahi saya sendiri
dengan vibrator yang saya miliki selama ini. Untuk pembaca ketahui, saya telah
mempunyai vibrator 2 buah dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.
Sengaja saya tulis ini dalam bahasa Indonesia, sebab saya
sungguh tidak ingin berkesan sombong apabila saya menulis ini dalam bahasa
Inggris, dan maafkan saya apabila cerita saya ini tidak seperti cerita yang ada
di dalam situs ini selama ini, saya akui jujur bahwa saya tidak pandai untuk
menggambarkan apa yang saya rasakan dalam berhubungan seks demikian pula pada
lawan jenis saya.
Maafkan pula bahwa saya tidak dapat menggambarkan seberapa
besar atau panjang kemaluan lawan jenis saya.
Begini ceritanya, beberapa hari yang lalu, saat saya sedang
sangat horny untuk melakukan hubungan seks, saya mencoba untuk melakukannya
dengan vibrator yang telah saya miliki, namun pada saat saya sedang melakukan
itu, saya merasa bosan dengan apa yang sedang saya lakukan pada saat itu,
sehingga saya putuskan untuk menghentikannya.
Sejenak saya berpikir, apa yang harus saya lakukan. Entah
berapa lama saya berpikir, tiba-tiba muncul ide untuk menelpon Raymond (teman
setanah air), dan saya mengatakan pada dia bahwa saya sedang horny.
Pembaca, saya berani mengatakan ini pada Raymond sebab
selain penisnya cukup besar dan dia pun cukup hebat dalam berhubungan seks,
saya dan dia sepakat bahwa kami saling mengisi layaknya suami istri,
kesepakatan ini kami sepakati sejak hubungan seks kami yang pertama kali, entah
kapan saya tidak ingat dengan pasti.
Saya dan Raymond telah beberapa kali melakukan hubungan
seks. Kami tidak memiliki komitmen apapun, maksudnya, Raymond tetap hidup bebas
dan saya pun tetap hidup bebas, kami tidak berkomitmen bahwa kami berstatus
pacaran.
Singkat cerita, akhirnya Raymond datang ke flat saya, waktu
itu pukul 17:45 menit, ia lebih cepat 15 menit dari janjinya sendiri. Pada saat
dia datang, dia masuk begitu saja seperti yang biasa dia lakukan.
Dia langsung duduk di sofa dsn menonton TV yang sudah saya
nyalakan sebelumnya. Setelah menutup pintu dan mengambil dua red wine glasses
serta satu botol red wine Aussie (Souvinon ’97) yang isinya kurang lebih
setengah, saya duduk di samping Raymond.
Raymond begitu dingin, tidak seperti biasanya, kami sempat
saling berdiam dengan seribu bahasa, hingga akhirnya dia mulai membuka
pembicaraan dan mengatakan pada saya bahwa sesungguhnya dia sedang malas untuk
melakukan hubungan seks. Saya katakan sekali lagi sama dia bahwa saya sedang
horny dan saya benar-benar ingin berhubungan seks sambil merangkulnya dan
mengesun pipi kirinya.
“Mond, sorry ya kalo kamu sedang ngga horny tetapi aku
sekarang bener-bener lagi pengeenn.. dech” kata saya pada dia.
“Tolong ya, pleasee..” lanjut saya.
Tanpa dikomando olehnya, saya beranjak dari tempat duduk,
lalu menyalakan video VHS saya untuk menayangkan blue film. Entah berapa lama,
dia tetap pada sikapnya, dia bersikap begitu dingin, dia hanya mengubah tempat
duduknya dan sesekali menuang red wine, lalu menuangnya pada gelasnya dan
meminumnya beberapa teguk.
Hingga pada akhirnya, nafsu seks saya sendiri semakin
menggebu-gebu dengan ditambahnya visualisasi yang ditampilkan pada TV saya
sendiri. Saya memperhatikan Raymond, saya lihat wajahnya, saya lihat sorot
matanya, dan saya pun melihat kemaluannya yang masih terbungkus dengan blue
jeans.
Tampaknya dia mulai terangsang dengan apa yang sedang dia
lihat, terlihat dari penisnya yang mulai mengeras dan rasanya mau keluar dari
celana jeansnya itu.
Semakin dahsyatnya nafsu saya hingga akhirnya saya pun
memulai untuk melakukan hubungan seks dengannya. Pertama-tama saya sun dengan
lembut pipi kirinya dan saya raba penisnya, saya elus, dan sesekali sedikit
saya remas.
Saya tidak lama melakukan hal itu, sebab Raymond membalasnya
dengan membuka celana jeansnya, lalu membuka resletingnya. Saya tahu apa yang
dia inginkan. Saya pun membantunya untuk membukakan jeans itu sebab Raymond
agak sulit dengan posisinya sambil duduk, saya bantu menurunkan celana jeans
serta celana dalamnya yang berwarna coklat.
Setelah dia menanggalkan celananya, saya langsung berjongkok
di depannya lalu saya pun langsung menggenggam penisnya dan langsung saya
jilat, kulum serta kocok dengan lembut. Sungguh saya sudah tidak bisa menahan
gejolak yang ada di dalam diri saya, saya benar-benar menikmati apa yang sedang
saya lakukan, saya benar-benar bisa ikut merasakan seperti yang sedang
dirasakan oleh Raymond.
Saya kulum penisnya, sesekali saya jilat pada ujungnya
sedangkan tangan kanan saya, menaik-turunkan kulit penisnya dengan lembut, saya
pun sesekali memasukkan salah satu jari saya pada lubang duburnya. Sambil saya
kulum, sesekali saya lihat wajahnya, dia tampak menikmati kuluman serta hisapan
saya. Dia memejamkan mata dan sesekali mendesah pelan.
Dia sesekali memegang kepala saya sambil mendesah
kenikmatan. Dia sesekali melihat apa yang sedang saya lakukan sambil berusaha
menjamah payudara saya yang masih terbungkus dengan pakaian saya dan bra di
dalamnya. Dia pun tampak sesekali bergetar. Sungguh saya tidak peduli dengan
apa yang dia lakukan, saya senang dengan reaksinya atas apa yang saya lakukan
terhadap dia.
Beberapa kali saya merasakan rasa asin dari beberapa hisapan
saya, hingga akhirnya penis yang sedang saya kulum itu sangat keras dan berada
pada posisi puncaknya. Saya tersenyum melihat apa yang saya lihat, sebab metode
yang baru dan sedang saya lakukan membuahkan hasil.
Entah berapa lama saya mengulum penisnya, dan akhirnya saya
pun menyudahinya. Saya berdiri dan melepaskan semua pakaian yang ada di tubuh
saya, Raymond pun membuka kemejanya yang bercorak kotak-kotak, lalu duduk
kembali pada posisinya semula.
Tampak payudara saya dan kulit saya yang putih serta bulu
yang tumbuh halus di daerah atas kemaluan saya. Untuk pembaca ketahui, saya
memiliki ukuran 34B-28-38 dengan postur tinggi 169-170 cm. Setelah saya melepas
semua pakaian saya, saya lalu berdiri di atas sofa, saya arahkan kemaluan saya
pada wajah Raymond.
Rasanya Roymond tahu apa yang saya inginkan, dia pun
langsung memegang kemaluan saya dengan tangan kirinya, lalu saya angkat kaki
kiri saya hingga akhirnya kemaluan saya tepat berada di depan wajah Raymond.
Dia hisap, dia jilat dan dia mainkan klitoris saya, juga
dimasukkannya salah satu jarinya pada vagina saya. Saya begitu menikmati
permainan Raymond dengan sesekali mendesah. Sungguh hebat permainan tangan dan
lidahnya pada kemaluan saya hingga saya pun mengoyang-goyangkan kecil pinggul
saya ke kiri dan ke kanan .
Saya pun tidak tahu persis berapa lama saya melakukan hal
ini, hingga akhirnya saya mengangkat tubuh saya hingga menjauhkan kemaluan saya
pada wajah Raymond. Saya pun menarik Raymond untuk berdiri, dan saya turun dari
sofa yang barusan saya naiki.
Sambil berpaling, membelakangi Raymond, saya menarik
tangannya menuju salah satu sudut flat saya yang ada jendelanya dan telah saya
buka sedikit jendela tersebut. Setelah membelakangi tubuh Raymond sehingga saya
menghadap keluar, namun saya tetap memegang penisnya, saya arahkan penis itu pada
vagina saya, sedang tangan kanan saya memegang salah satu bagian dari jendela.
Ooh.. rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata pada saat
senjata itu masuk dalam liang surga saya, saya begitu bergejolak, nafsu seks
saya semakin memburu, nafas dan detak jantung saya sudah tidak beraturan.
Saya maju mundurkan pantat saya dengan sesekali
menggoyangkan ke kiri atau ke kanan atau memutar-mutar kecil pinggul saya,
demikian pula yang dilakukan oleh Raymond, dia maju mundurkan kemaluannya
sehingga terdengar suara dari gesekan antara pantat saya dengan daerah perutnya
Sungguh, sekali lagi saya katakan bahwa saya benar-benar menikmati apa yang
sedang saya lakukan, saya benar-benar menikmati hubungan seks yang sedang
terjadi pada saya saat itu.
Beberapa kali saya dan Raymond mendesah karena tidak dapat
menahan rasa nikmat yang kami rasakan dari hubungan seks ini. Sesekali Raymond
berusaha untuk meremas payudara saya yang menggantung ke bawah dan memilin
dengan lembut puting saya, dia pun sesekali memasukkan salah satu jarinya pada
lubang anus saya.
Ngilu rasanya pada saat ia melakukan ini, tetapi rasa ngilu
itu tetap tidak dapat menghilangkan rasa nikmat yang saya rasakan dari vagina
saya. Perasaan nikmat yang menjalar pada seluruh tubuh saya makin lama makin
memuncak.
Saya menikmati setiap dorongan senjata Raymond pada lubang
surga saya, saya pun menikmati setiap tarikan seolah ingin mengeluarkan
kejantanan itu dari milik saya. Rasa nikmat saya akhirnya mencapai puncak, dan
saya sudah tidak dapat menahan semua itu hingga saya katakan pada Raymond bahwa
saya ingin orgasme.
Ketika saya mengatakan bahwa saya orgasme, Raymond pun
menarik tubuh saya sehingga wajah kami begitu dekat, lalu dia mencium bibir
bagian luar saya. Saya pun menekan dalam-dalam vagina saya hingga menelan semua
batang kejantanannya.
Sungguh rasa nikmat yang tidak dapat diungkapkan dengan
kata-kata apa yang sedang saya alami saat itu. Semua syaraf yang ada di tubuh
saya beberapa detik lamanya menegang bersamaan dengan lendir yang menyembur
dari klitoris saya.
Beberapa detik saya diam berdiri pada posisi saya hingga
akhirnya saya kembali pada posisi saya semula memegang salah satu sudut jendela
sedangkan Raymond melanjutkan untuk memompa penisnya di dalam lubang nikmat
saya.
Pada saat-saat pertama setelah saya orgasme, saya merasa
lemas namun saya tetap melakukan hubungan seks, dia tetap mengeluar-masukkan
penisnya dalam vagina saya. Saya merasa hampa dan lemas. Pada saat itulah saya
hanya berdiam diri dan merasakan dorongan-dorongan yang dilakukan oleh Raymond,
saya tidak lagi memutar-mutar pinggul saya ataupun ikut memaju-mundurkan pantat
saya.
Akhirnya saya pun memegang batang kejantanan Raymond, lalu
melepaskannya dari dalam vagina saya, saya ingin mengulum dan menghisap
penisnya agar saya dapat membangkitkan nafsu seks saya lagi.
Saya pun berbalik badan, lalu saya berjongkok hingga
akhirnya penisnya itu tepat di depan wajah saya. Saya kulum penis itu, saya
hisap dan saya jilat juga pada daerah ujung penis Raymond, masih terasa lendir
saya pada penis Raymond, namun saya tidak peduli, saya tetap hisap, kulum dan
kocok penis itu.
Mungkin terlalu bernafsunya saya untuk membangkitkan nafsu
seks kembali lagi, hingga akhirnya tanpa terasa sudah berapa lama saya
melakukan itu. Roymond mengatakan bahwa dia ingin klimaks. Mendengar itu, saya
langsung berdiri dan menyuruhnya untuk tiduran di karpet, sedangkan saya akan
berada di atasnya.
Saya pegang penisnya lalu memasukkan ke dalam liang nikmat
saya dengan posisi saya tetap membelakangi Raymond, saya menaik-turunkan badan
saya. Mula-mula pelan-pelan namun makin lama makin cepat hingga payudara saya
yang agak besar ini bergoyang-goyang secepat seperti yang saya lakukan.
Semakin cepat saya menaik-turunkan tubuh saya hingga makin
cepat pula gerakan penis itu keluar masuk dalam vagina saya dan akhirnya
Raymond mengatakan lagi pada saya bahwa dia ingin keluar.
Pertama-tama saya tidak terlalu peduli hingga akhirnya
Raymond mengatakannya dengan agak teriak bahwa dia sudah tidak tahan lagi.
Cepat-cepat saya ambil posisi untuk dapat mengulum penis
Raymond, memang benar, dalam hitungan detik setelah beberapa kali saya sempat
mengulumnya, Raymond menyemburkan beberapa kali spermanya hingga beberapa
diantaranya mengenai pipi dan sekitar bibir saya.
Saya tetap mengulumnya, saya telan semua sperma Raymond
hingga bersih dan saya jilat beberapa kali pula lubang yang ada di ujung
penisnya. Beberapa kali tubuh Raymond bergetar atas perlakuan saya.
Dan kami pun akhirnya membasuh tubuh kami di dalam kamar
mandi. Saya sempat membilas beberapa kali tubuh saya dengan air. Keluar dari
kamar mandi, kami pun berpakaian kembali. Kami duduk di sofa semula dan
menikmati red wine yang ada di gelas kami masing-masing.
Saya memeluk manja Raymond, kalau saya perhatikan, dia
adalah pria yang tidak bisa dinilai jelek, baik itu wajahnya juga bentuk
tubuhnya. Mungkin banyak cewek yang tergila-gila sama dia andai dia tinggal di
Indonesia.
